Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabai China Pun Menyerbu Indonesia

Kompas.com - 25/01/2011, 08:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah dua pekan terakhir cabai rawit merah impor dari China dan Thailand menyerbu pasar Jakarta dan sekitarnya. Para pedagang mencampur rawit impor yang harganya lebih murah dengan rawit lokal untuk menekan harga cabai, yang di pasar Depok mencapai Rp 120.000 per kilogram.

Rum (50), Nuryanto (28), Rudy (29), dan Totok (25), pedagang yang ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/1/2011), mengatakan, serbuan rawit impor ke pasar induk sudah berlangsung sejak dua pekan lalu.

Menurut mereka, harga rawit merah dari Thailand yang berukuran kecil Rp 55.000 per kg, sedangkan yang lebih besar Rp 40.000-Rp 45.000 per kg. Para pedagang cabai yang membeli rawit dari para pedagang besar di pasar induk mencampur rawit Thailand dengan rawit merah lokal yang harganya masih Rp 90.000 per kg. Dengan demikian, harga jual rawit merah oplosan di tingkat konsumen bisa ditekan.

Rudy dan Rum mengatakan, konsumen paling menggemari rawit merah lokal. Mereka lebih baik tidak makan rawit kalau rawitnya dari jenis lain, seperti rawit hijau dan rawit putih. Itu sebabnya, sejak harga rawit merah melambung, pasar rawit dari semua jenis melemah.

Untuk membangkitkan pasar rawit, para pedagang menengah dan pengecer kemudian mencampur rawit merah lokal dengan rawit merah Thailand yang berukuran kecil.

”Itu sebabnya, rawit caplak (rawit merah Thailand) yang kecil lebih mahal harganya daripada rawit caplak yang besar. Rawit caplak yang besar tidak bisa disamar dalam rawit merah campuran, sedangkan rawit caplak yang kecil bisa,” ujar Rudy.

Pedagang pengecer, Herianto (42), mengaku menjual rawit merah campuran seharga Rp 85.000 per kg. ”Saat ini jauh lebih menguntungkan berdagang rawit merah campuran,” katanya.

Pedagang cabai di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat, Sumiyatun, mengatakan, rawit merah China dijual Rp 60.000 per kg, sedangkan rawit merah lokal dijual Rp 80.000 per kg.

Di Pasar Kramat Jati, rawit hijau dari Wonosobo, Jawa Tengah, dijual Rp 35.000 per kg, sementara rawit putih (rawit berwarna krem kekuningan) dijual Rp 37.000 per kg.

Masih tinggi

Di Depok, kemarin, harga rawit merah mencapai Rp 120.000 per kg. Berdasarkan pengamatan Kompas, bentuk rawit merah ini sama dengan rawit merah Thailand dan China. Saat ditanya mengenai kemungkinan ini, para pedagang menjawab tak tahu. Meski demikian, mereka memastikan bahwa rawit merah itu produksi tanaman lokal.

Harga cabai rawit merah di Depok pada tiga hari sebelumnya masih mencapai Rp 90.000 per kg. Para pedagang pengecer tidak tahu apa pemicunya sehingga harga cabai rawit merah kembali melambung.

”Saya terpaksa menjual dengan harga ini karena harga dari bandar Rp 110.000 per kg,” tutur Wiji (38), pedagang bumbu di Pasar Depok Jaya, Kota Depok, Jawa Barat, Senin.

Menurut Wiji, rawit merah yang dia jual itu kualitas super sehingga harganya tinggi. Hal itulah yang membuat Wiji tak berani menjual bahan pokok tersebut dalam jumlah besar. Dalam sehari dia hanya berani menjual 1 kilogram rawit merah.

Hanya berjarak kurang dari 1 kilometer, di Pasar Kemiri Muka, Depok, Senin sore, harga cabai rawit merah Rp 100.000 per kg. Pedagang Pasar Kemiri Muka, Anis (50), yang menjual 3 kg cabai rawit merah, mengaku, cabai yang dia jual dari kemarin belum juga habis.

Anis menjual rawit yang berbeda jenis dengan pedagang lain, tetapi harganya sama dengan harga cabai rawit merah. ”Saya tidak tahu ini cabai dari mana. Saya beli di sini (Pasar Kemiri Muka) dari bandar dan saya jual di sini juga,” kata Anis.

Harga rawit merah lokal di Pasar Cengkareng masih berkisar Rp 80.000 per kg. Adapun cabai merah keriting dijual Rp 50.000 per kg, turun dari semula Rp 58.000 per kg. (NDY/NEL/ART/FRO/PIN/WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com