Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Butuh Rp 2.565 Triliun

Kompas.com - 07/02/2011, 13:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memerlukan investasi tidak kurang dari 285 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.565 triliun per tahun untuk mendukung keinginan pemerintah dalam mengembangkan koridor ekonomi 2011-2025, atau dalam 14 tahun ke depan. Pemerintah tidak sanggup memenuhi seluruh kebutuhan tersebut, sehingga sebagian besar perlu kontribusi dari swasta.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Senin (7/2/2011). Armida berbicara dalam acara Kick off (Dimulainya) Penyusunan Masterplan (Rencana Induk) Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, yang juga dihadiri oleh sebelas menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Menurut Armida, penyusunan masterplan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan pada retreat Bogor pada 30 Desember 2010 dan Rapat Kerja Presiden di Jakarta pada 10 Januari 2011. Pengembangan masterplan ini diharapkan dapat diselesaikan pada akhir Maret 2011, dan hasilnya akan diluncurkan oleh Presiden bersamaan dengan peresmian proyek-proyek tertentu pada awal April 2011.

Penyusunan masterplan tersebut melibatkan sekitar 400 peserta yang terdiri atas para menteri atau pimpinan non kementerian atau lembaga, serta pejabat eselon I, para gubernur, ketua dan anggota Komisi Ekonomi Nasional (KEN), dan Komite Inovasi Nasional (KIN). Selain itu dilibatkan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perwakilan asosiasi dan dunia usaha, serta para pakar dan akademisi.

Pengembangan masterplan ini merupakan langkah awal untuk mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia pada tahun 2025 dan enam besar dunia pada tahun 2050. Itu dimungkinkan jika pertumbuhan ekonomi tinggi dan inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.

"Untuk mencapai hal tersebut, pertumbuhan ekonomi riil harus sekitar 7 persen-8 persen per tahun secara berkelanjutan," ujar Armida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com