Jakarta, Kompas
Hal ini disampaikan President Director PT Bahana Securities Eko Yuliantoro dalam diskusi terbatas ”Peluang dan Tantangan Pasca-IPO PT Garuda Indonesia” di Jakarta, Kamis (17/2). PT Bahana Securities, yang sebelumnya menjadi underwriter atau perusahaan penjamin emisi IPO, menyerap saham PT Garuda Indonesia Tbk.
Kondisi sama terjadi pada dua perusahaan penjamin emisi lainnya, yakni PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Kurang maksimalnya tingkat penyerapan saham oleh calon investor membuat ketiga perusahaan sekuritas itu harus menyerap sekitar 47 persen saham Garuda atau senilai Rp 2,3 triliun.
Meski proses go public PT Garuda Indonesia Tbk berada di tengah situasi pasar yang kurang kondusif, Eko memperkirakan harga sahamnya akan melejit dalam waktu dekat. Alasannya, secara de facto Garuda tidak hanya merupakan pemimpin pasar di dunia penerbangan domestik, tetapi juga memiliki basis infrastruktur pendukung yang lengkap.
”Sebagai bekas underwriter, kami sangat tahu kondisi internal Garuda. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan udara, Garuda punya bisnis pendukung, dari katering, perhotelan, hingga pelayanan reservasi penerbangan,” kata Eko.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar akan mengevaluasi sejumlah hal pasca-pelaksanaan IPO PT Garuda Indonesia Tbk.