Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Mandiri Energi Bohong- bohongan?

Kompas.com - 18/03/2011, 09:22 WIB

Marsiul, Komisaris PT Enhil, mengatakan, pabrik tutup karena inkonsistensi pemerintah dan BUMN yang terkait dengan program itu. ”Dulu pabrik dibangun atas dasar kerja sama dengan RNI sebagai offtaker. Katanya, mereka mau pakai minyak jarak untuk menggantikan blothong dan solar sebagai bahan bakar pabrik gulanya. Eh, ternyata program mereka tidak lanjut,” kata Marsiul.

Mantan Manajer Program Kemitraan Bina Lingkungan PT Pertamina Rudi Sastiawan menceritakan, dana Rp 10 miliar itu berasal dari patungan tiga BUMN: Pertamina, PT RNI, dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). ”Biasalah, kalau ada kunjungan Pak SBY, harus ada sumbangan ke masyarakat. Waktu itu yang ditanya Pertamina, PGN, dan RNI. Akhirnya Pertamina menyumbang Rp 9,9 miliar, PGN dan RNI masing-masing Rp 50 juta, jadi total Rp 10 miliar,” ujar Rudi.

Dana tersebut semula akan diserahkan kepada pemerintah daerah, tetapi akhirnya PT Pertamina melanjutkan sendiri program bahan bakar nabati dengan mendirikan pabrik biodiesel di Kecamatan Toroh, Grobogan. Dari dana Rp 10 miliar itu, sekitar Rp 4 miliar digunakan untuk membangun pabrik, Rp 3,7 miliar untuk bibit, dan Rp 2,1 miliar untuk pelatihan petani.

Wartono, mantan pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan Dusun Ngrijo, Kelurahan Jatipohon, Kabupaten Grobogan, merasakan juga kekecewaan masyarakat atas pelaksanaan program pemanfaatan jarak untuk bahan bakar nabati. Ketika panen, jarak hanya dihargai Rp 1.100 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan jagung yang Rp 2.000. ”Masyarakat merasa dibohongi. Setelah itu kontan minat menanam langsung turun,” ujar dia.

Anggota kelompoknya, yang semula 200 orang, sekarang tersisa tiga orang. Tinggal Wartono yang masih percaya pada prospek jarak, terutama jika dikelola dengan sistem tumpang sari.

Potensi besar

Meski minat petani sudah surut, potensi tanaman jarak di Kabupaten Grobogan masih sangat besar. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah mencatat, tanaman jarak di Jawa Tengah mencapai 3.330,71 hektar.

Tak heran apabila justru perusahaan swasta yang berlomba mencari biji jarak langsung ke petani. Minyak jarak di luar negeri digunakan sebagai minyak goreng, sabun, dan kosmetik. PT Waterland Asia Bio Ventures memiliki pabrik di Desa Danyang, Kecamatan Purwodadi. Adapun PT D1 Oils Interna- tional yang mengambil alih pabrik milik PT Enhil berencana memindahkan pabrik ke Dusun Ngrijo.

Petugas pembelian PT D1 Oils Indonesia, Edy Tegoeh Joelijanto, mengatakan, pihaknya mulai membeli jarak dari petani yang mengolah lahan milik Perhutani dan berbicara dengan sejumlah kepala kesatuan pemangkuan hutan Perhutani untuk menjajaki kerja sama.

Ia paham, perlu waktu cukup lama untuk meyakinkan petani yang kecewa berat dengan janji pemerintah dulu. ”Mereka disuruh menanam, tapi pasarnya tidak disiapkan. Begitu pabrik tutup, ya bubar,” kata Teguh.

Setiap biji jarak kering yang terkumpul menumbuhkan harapan kembalinya kepercayaan masyarakat bahwa tanaman jarak bisa menghasilkan apabila dikelola secara baik dan bukan program kebohongan....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com