Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LNG Tambahan ke Jepang Belum Diputuskan

Kompas.com - 23/03/2011, 12:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah belum memutuskan soal kemungkinan penambahan volume ekspor gas alam cair atau LNG ke Jepang. Keputusan mengenai hal itu masih menunggu hasil kajian tentang alokasi gas untuk domestik serta lapangan minyak dan gas bumi mana saja yang bisa dialihkan kelebihan produksinya ke negara yang dilanda gempa dan tsunami itu.

Demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, usai menghadiri acara Forum Carbon Capture and Storage, pada Rabu (23/3/2011), di Jakarta.

Darwin menambahkan, sampai saat ini Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi belum melaporkan tentang hasil pembahasan terkait kemungkinan penambahan volume ekspor gas alam cair atau LNG ke Jepang. "Bu Evita belum report ke saya, tapi saya dengar sudah bahas sampai tadi malam dengan jajarannya dan BP Migas," kata dia.

"Saya ingin menegaskan kembali, pada prinsipnya gas kita untuk domestik. Tentu saja kita menghormati kontrak-kontrak yang ada, kemudian kita menata infrastruktur untuk menyimpan gas. Kita tahu, produksi gas kita di atas target dari yang dialokasikan di dalam APBN, dan kelebihan-kelebih an ini ingin kita lihat," ujarnya.

Pihaknya menginginkan mendapat laporan dari Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Direktur Jenderal Migas tentang mana yang paling ekonomis. "Karena gas ini mudah menguap, jadi apa rekomendasinya. Kita akan lihat apakah ada yang bisa digunakan untuk membantu Jepang. Kita mengetahui, Jepang adalah salah satu negara penting di dunia yang sudah lama menjalin hubungan sejarahnya ekonomi saling membantu dengan Indonesia," kata dia.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H Legowo menambahkan, sejauh ini pemerintah belum membuat keputusan tetapi baru dalam tahap persiapan. "Saya belum bisa menyampaikan hasilnya karena memang belum final. Tujuan kita adalah, gas itu utama untuk domestik," ujarnya.

Namun, pihaknya menyadari bahwa tidak ada infrastruktur penampung LNG di Indonesia, sehingga Indonesia tidak mungkin menghentikan pengiriman LNG ke Jepang. " Jadi kita lihat dulu bagaimana domestik, bagaimana kondisi distribusi LNG saat ini, baru kita lihat seberapa yang bisa kita berikan ke Jepang dan dari mana, ini masih dalam pembicaraan," kata Evita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

    Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

    Whats New
    Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

    Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

    Whats New
    Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

    Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

    Whats New
    Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

    Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

    Whats New
    OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

    OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

    Whats New
    Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

    Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

    Whats New
    Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

    Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

    Whats New
    Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

    Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

    Whats New
    Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

    Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

    Whats New
    Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

    Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

    Whats New
    Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

    Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

    Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

    Whats New
    Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

    Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

    Whats New
    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com