Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Kontemporer Raup Puluhan Juta

Kompas.com - 26/04/2011, 11:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berusaha beda dengan usaha batik yang lain, itulah jurus yang dijalankan Herlambang Rianto, si pengusaha Aura Batik Kontemporer.  Ia memulai usaha ini sejak tahun 2001 , dan selang lima tahun kemudian, ia pun memasarkan produk batiknya melalui pameran. "Dari (tahun) 2000 itu belum pameran. Awal 2006 mulai pameran," tuturnya kepada Kompas.com, di Jakarta, Sabtu ( 23/4/2011 ).

Kenapa memilih berbeda? Ia melihat batik-batik di pasar itu sama semua, dan akan kalah saing jika melihat. "Kalau saya mengikuti batik yang sudah pakem, saya pasti akan kalah sama yang lain," jelasnya.

Dalam menjalani usaha batik yang salah satu motif kontemporernya berupa lingkaran, ia terbantu dengan latar belakang pendidikannya sebagai lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa, jurusan tekstil.

Tidak hanya motifnya yang unik, tetapi metode pembuatannya pun lumayan menarik melalui gabungan tiga cara kerja, yaitu tulis, cap, dan lukis. "Capnya sedikit, yang penting tulis sama lukis," ucapnya, yang mengaku lupa berapa jumlah modal awalnya, dan menaksir omzet usahanya bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulannya.

Sekalipun berbeda, batik kontemporer ini terus diminati. Pemasarannya pun telah merambah negara tetangga Malaysia.

Padahal untuk pemasaran, ia hanya mengandalkan satu rumah galeri di daerah Margahayu, Bandung. Herlambang mempunyai sejumlah pelanggan tetap di Jakarta. Produknya juga telah mencapai Bali untuk pasar lokal. "Fokusnya baru Jakarta, Bandung aja. Pelan-pelan sih," tuturnya.

Dengan 6 pekerja tetap dan 10 pekerja lepas, ia dapat menghasilkan 15-20 helai sarung dengan selendangnya. "Bisa sampai 3 lusin," sebutnya. Jika menjelang Lebaran, harga satu helai sarung dengan selendang poduk Aura Batik Kontemporer bisa mencapai Rp 1,7 juta.

Pria yang pernah menekuni dunia fotografi ini , berharap bias menembus pasar Jepang, khususnya untuk produk tirai pintu. "Pinginnya sih Jepang, buat tirai-tirai (pintu) saya. Tapi nggak tahu ini masih belum," ungkapnya.

Untuk tirai ini produksi Herlambang dapat mencapai 50 tirai per bulannya, dengan tempat produksi di Pekalongan. Di Pekalongan lebih murah bahan-bahannya, (seperti) cat sama kain. Nanti akan dipindahin," ungkapnya.

Herlambang mengangamkan untuk memindahkan, tempat produksi tirai tersebut ke Bandung sekaligus memperbesar galerinya. Namun hal itu, ia mengaku masih terkendala dana. Ia pun berkeinginan untuk pingin pinjam bank demi memperluas ekspansi produknya, yang akan merambah interior rumah tangga dari bahan kain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com