Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Fee" Pencairan Deposito Elnusa 20 Persen

Kompas.com - 27/04/2011, 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pencairan deposito milik PT Elnusa Tbk (ELSA) di PT Bank Mega Tbk (MEGA) benar-benar menjadi rayahan para tersangka. Begitulah kesimpulan sementara pemeriksaan polisi terhadap para tersangka kasus pembobolan deposito Elnusa di Bank Mega.

Kepolisian sendiri telah menetapkan enam tersangka kasus pembobolan dana milik perusahaan jasa minyak dan gas tersebut. Keenam tersangka itu masing-masing berinisial SN, IT, IF, AND, ZUL, dan RL.

Kepada KONTAN, Kepala Satuan Fiskal, Moneter dan Devisa, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Arismunandar menjelaskan, SN atau Santun Nainggolan merupakan Direktur Keuangan PT Elnusa. Sementara IT merupakan Kepala Cabang Bank Mega Jababeka. Adapun IF merupakan Direktur Investasi PT Discovery Indonesia.

Tersangka lain, AND dan ZUL, merupakan pemalsu tanda tangan di dokumen-dokumen. Sedangkan RL merupakan broker penghubung antara pihak bank dan pengguna uang.

Aris menyatakan, kerugian yang diakibatkan oleh aksi pembobolan ini mencapai Rp 111 miliar. Dana tersebut digunakan oleh para tersangka untuk melakukan investasi di dua perusahaan, yakni di PT Discovery Indonesia dan PT Harvestindo Asset Management.

Bukan cuma itu, dana tersebut juga menjadi bancakan para tersangka. Sebanyak 20 persen dari dana Rp 111 miliar tersebut merupakan fee atau komisi atas pencairan dana itu. Fee tersebut dibagi ke setiap tersangka. "Bagian yang paling besar kepada SN, IT, dan RL," imbuh Aris. Berdasarkan pengembangan penyelidikan yang dilakukan polisi, sementara ini belum ada tersangka baru.

Kumpulkan aset

Kepolisian hingga kini juga masih mengumpulkan aset-aset yang dimiliki para tersangka sebagai barang bukti. Pihak kepolisian saat ini telah melakukan penahanan terhadap para tersangka itu.

Menurut Aris, para tersangka kasus ini akan dijerat dengan Pasal 374 Kitab Hukum Pidana (KUHP), yakni tentang penggelapan dalam jabatan yang ancaman pidananya selama 4 tahun penjara.

Selain itu, mereka dijerat pula dengan Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan dokumen dengan ancaman pidana 6 tahun penjara. Lalu pelanggaran Pasal 49 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dengan ancaman pidana selama 5 tahun penjara.

Bukan itu saja, para tersangka juga akan dijerat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian uang yang ancaman hukumannya 15 tahun penjara.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mega Tbk Gatot Aris Munandar enggan mengomentari hasil pemeriksaan polisi tersebut. "Biar pihak berwajib saja yang berwenang memeriksa. Kami tidak bisa memberi komentar," ujarnya. Yang jelas, kata dia, Bank Mega tetap berpendapat pembobolan ini dilakukan sekelompok orang.

Sebelumnya, Bank Mega juga menolak disalahkan atas terjadinya kasus pembobolan dana deposito Elnusa ini. Mereka mengaku sudah menjalankan proses transaksi sesuai prosedur. Adapun pihak Elnusa juga berkukuh, depositonya di Bank Mega adalah deposito berjangka dengan tenor 1-3 bulan. (Khomarul Hidayat, Dea Chadiza Syafina/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com