Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Terus Menurun

Kompas.com - 03/05/2011, 03:23 WIB

Jakarta, Kompas - Neraca perdagangan Indonesia terus menurun. Bulan Maret 2011, surplus perdagangan adalah 1,81 miliar dollar AS atau turun dibandingkan bulan Februari, yakni 2,4 miliar dollar AS.

Demikian dikemukakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan di Jakarta, Senin (2/5). Menurunnya surplus perdagangan itu, antara lain, disebabkan laju kenaikan impor melebihi kenaikan ekspor.

Selama Maret 2011, ekspor Indonesia tercatat 16,92 miliar dollar AS atau naik 27,53 persen dibandingkan Maret 2010. Nilai impor berkisar Rp 14,48 miliar dollar AS atau naik 29,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. ”Nilai impor selama bulan Maret 2011 mencatat rekor baru tertinggi. Sebelumnya, rekor impor tertinggi pada Desember 2010, yaitu 13,15 miliar dollar AS,” ujar Rusman.

Di tingkat ekspor, terjadi kemerosotan volume dan harga ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Ekspor CPO bulan Maret 2011 senilai 781 juta dollar AS atau turun 42 persen dibandingkan Februari 2011 sebesar 1,34 miliar dollar AS.

Rusman menambahkan, surplus neraca perdagangan yang menipis juga dipengaruhi oleh defisit perdagangan dengan China yang semakin besar. Pemasok terbesar barang impor ke Indonesia adalah China. Impor dari China selama bulan Maret 2011 adalah 5,3 miliar dollar AS, sedangkan ekspor ke China adalah 3,65 miliar dollar AS.

Secara kumulatif, neraca perdagangan selama triwulan I, Januari-Maret 2011, surplus 6,53 miliar dollar AS atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,5 miliar dollar AS. Total ekspor triwulan I- 2011 mencapai 45,31 miliar dollar AS, sedangkan impor sebesar 38,79 miliar dollar AS.

Impor bahan baku

Impor selama triwulan I-2011 didominasi oleh bahan baku/penolong sebesar 73,93 persen atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 72,88 persen. Kenaikan impor juga terjadi pada barang konsumsi, yakni dari 7,27 persen menjadi 8,32 persen. Sebaliknya, impor barang modal 17,75 persen atau turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 19,85 persen.

Jenis-jenis barang konsumsi yang banyak diimpor adalah makanan dan minuman non-olahan, makanan dan minuman dalam kemasan, serta bahan bakar dan pelumas. Selain itu, mobil penumpang pribadi, alat angkutan umum bukan untuk industri, dan elektronik.

Secara terpisah, ekonom Indef, Fadhil Hasan, menilai, penurunan surplus neraca perdagangan belum mengkhawatirkan sepanjang ada pembenahan dalam industri manufaktur dan peningkatan daya saing untuk menekan impor. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com