Jakarta, Kompas
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani di Jakarta, Minggu (8/5), mengatakan, Vietnam merupakan negara yang ikut membidik pasar Indonesia, bahkan negara ini juga meningkatkan volume ekspor produk makanan dan minumannya ke Indonesia.
”Malaysia dan Thailand masih dominan dan secara agresif menyerbu pasar dalam negeri,” kata Franky.
Menurut Franky, dengan rencana penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015, dikhawatirkan produk makanan dan minuman asal negara-negara ASEAN akan terus meningkat karena pemerintah negara lain tampaknya terus berbenah dan secara aktif meningkatkan daya saing industrinya.
Sementara itu, ujar Franky, industri makanan dan minuman dalam negeri masih menghadapi hambatan-hambatan klasik. Belum ada sikap pemerintah yang jelas terhadap berbagai kebijakan industri domestik, antara lain suku bunga Bank Indonesia masih di atas 13 persen, sedangkan rata-rata negara ASEAN lain hanya berada dalam satu digit.
Selain itu, kebijakan pajak dan tarif masih juga belum berpihak pada industri dalam negeri, seperti bea masuk bahan baku masih lebih tinggi dari bea masuk barang jadi.
Saat ini, bahan baku pangan dan kemasan plastik mengalami kenaikan harga karena kondisi global sehingga diperlukan kebijakan yang kondusif untuk bahan baku.