Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Karet Tahun Ini Stagnan

Kompas.com - 28/05/2011, 03:03 WIB

Jakarta, Kompas - Produksi karet tahun ini terancam stagnan. Faktor perubahan iklim membuat penyadapan tidak maksimal. Meskipun demikian, kenaikan harga karet di pasar internasional menjadi stimulus petani sehingga produksi tidak mengalami penurunan. Untuk memaksimalkan produksi, penggunaan bibit unggul harus mulai diterapkan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Asril Sutan Samir di Jakarta, Jumat (27/5).

”Produksi karet tahun ini kemungkinan besar sama dengan tahun lalu, yakni 2,8 juta ton. Padahal, menurut estimasi awal, produksi karet tahun ini bisa mencapai 3 juta ton,” katanya.

Menurut dia, perubahan iklim yang ditandai dengan curah hujan tinggi secara berkelanjutan membuat penyadapan tidak maksimal. Produktivitas karet juga ikut menurun.

”Kalau harga internasional jatuh, dengan sangat cepat produksi karet merosot. Tingginya harga membuat petani semangat sehingga produksi masih tetap terjaga, meski stagnan,” katanya.

Harga karet saat ini berkisar 4,6 dollar AS per kilogram (senilai dengan Rp 39.353). Tahun ini harga tertinggi mencapai 5,8 dollar AS per kg (Rp 49.619). Titik impas karet berada pada level 3,5 dollar AS per kg (Rp 29.942). ”Keuntungan petani cukup menggiurkan. Kemungkinan harga masih akan bergerak naik,” katanya.

Stagnasi itu terlihat dari capaian produksi pada kuartal I, yakni 500.000 ton, padahal seharusnya bisa sampai 600.000 ton. Kuartal II diprediksi mencapai 600.000 ton, dari harapan 700.000 ton.

Dari total produksi 2,8 juta ton pada tahun 2010, hanya sekitar 500.000 ton. Sisanya sebanyak 2,3 juta ton diekspor ke beberapa negara. China dan negara Asia menjadi pasar baru setelah sebelumnya didominasi pasar Amerika Serikat.

”Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik mendorong peningkatan kelas menengah. Akibatnya, kebutuhan ban untuk transportasi sangat tinggi. Di dalam negeri kemungkinan kebutuhan karet akan ikut naik seiring membaiknya ekonomi,” ujarnya.

Luas areal tanam karet saat ini mencapai 3,4 juta hektar. Di bandingkan negara-negara Asia, luas areal yang dimiliki Indonesia termasuk tinggi. Akan tetapi, hal itu tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas.

Sekarang ini, produktivitas karet hanya 937 kilogram per hektar per tahun. Produktivitas tertinggi berada di India, yakni sebesar 1.753 kilogram per hektar per tahun. Sebagian besar perkebunan karet merupakan perkebunan rakyat, yakni mencapai 2,9 juta hektar.

Menurut Asril, kebanyakan petani rakyat tidak memiliki manajemen yang baik. ”Saat harga tinggi mereka akan terus menyadap sehingga usia penyadapan yang seharusnya bisa sampai 20 tahun menjadi berkurang,” katanya.

”Karet menjadi komoditas ekspor penting Indonesia. Indonesia termasuk penyuplai karet terbesar di dunia. Tahun 2010 nilai ekspornya mencapai 7,3 miliar dollar AS. Angka tersebut meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang tercatat 3,2 miliar dollar AS,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Deddy Saleh. (ENY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com