Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Sapi Lokal Mulai Bangkit

Kompas.com - 18/06/2011, 03:10 WIB

Banyuwangi, Kompas - Peternakan sapi di dalam negeri kembali bangkit. Para peternak bersemangat kembali memelihara sapi. Harga sapi lokal di tingkat peternak mulai naik Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per ekor.

Di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (17/6), sejumlah peternak sapi siap mendukung program inseminasi buatan untuk meningkatkan populasi sapi nasional. Peternak sapi Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Suratmin (56), mengatakan, selama ini harga sapi lokal hanya naik setiap kali Lebaran, sekarang ada kenaikan.

Di Sukoharjo, penghentian pengiriman sapi Australia juga berdampak baik. Harga sapi naik rata-rata Rp 500.000 per ekor. Adapun di Sragen, harga sapi pasca-serangan antraks terkatrol naik sedikit demi sedikit, meski belum melewati harga normal.

”Sebelumnya, harga sapi yang seharusnya laku Rp 7 juta, hanya laku antara Rp 5 juta–Rp 6 juta. Kini harga sapi senilai Rp 7 juta mulai kembali stabil, Rp 6,5 juta–Rp 7 juta, tetapi belum naik melebihi harga lama,” kata Barjo (48), pedagang sapi asal Kecamatan Miri.

Di Boyolali, Jawa Tengah, penghentian impor sapi dari Australia ke Indonesia mengangkat para peternak sapi lokal yang selama ini terpuruk. Peternak sapi di Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Bingan Purwo Suwito, mengaku lega dengan dihentikannya impor sapi dari Australia. Bahkan, kalau bisa, kata Bingan, impor sapi dihentikan untuk seterusnya.

Ketika sapi impor dihentikan, Bingan mengaku dapat bernapas lega. Pasalnya, harga ternak sapi sejak dua pekan terakhir naik Rp 500.000 per ekor. Harga satu ekor sapi siap potong rata-rata Rp 14 juta.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali Dwi Priyatmoko menyebutkan, penghentian impor sapi berdampak positif terhadap sekitar 75.000 peternak sapi potong di Boyolali.

Sejumlah pedagang sapi di tingkat lokal di Kabupaten Brebes mengaku tersaingi para pedagang sapi dari Jakarta yang mulai masuk ke daerah. Slamet Nawawi (40), pedagang sapi dari Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Brebes, mengatakan, penghentian pengiriman sapi dari Australia berdampak pada penurunan pendapatan pedagang sapi di daerah.

Di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sejumlah peternak sapi kini mendapatkan harga sapi Rp 7,5 juta hingga 8,5 juta per ekor, atau Rp 20.000-25.000 per kg berat hidup untuk sapi jenis bali dan simental.

Koordinator Dewan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia Daya Antoni mengatakan, bila ekspor dihentikan dalam jangka panjang mau tak mau pembibitan sapi jadi alternatif.(HEN/UTI/WIE/NIT/MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com