Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Jual AS dan Regional Bayangi Bursa

Kompas.com - 05/08/2011, 08:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini, Jumat (5/8/2011), diperkirakan tidak berjalan mulus. Penurunan bursa AS dan Eropa pada penutupan pasar, yang diikuti pembukaan bursa-bursa di Asia, menjadi sentimen negatif bursa dalam negeri.

Kemarin, IHSG ditutup turun 14 poin (0.35 persen) ke level 4,122.09 masih karena dampak sentimen negatif dari bursa global ditambah dengan aksi profit taking dari sejumlah investor asing. Investor mencatat penjualan bersih senilai Rp 554 miliar.

Hampir seluruh sektor mengalami penurunan kecuali konsumer (2.15 persen) dan manufaktur (0.69 persen) dengan total transaksi 13 juta lot atau setara dengan Rp 6.8 triliun. Namun, kabar buruk langsung datang pagi ini.

Bagi pasar keuangan global, khususnya di AS dan Eropa, ini adalah hari yang membawa kekhawatiran mendalam, mirip dengan saat terjadinya krisis keuangan pada September dan Oktober tiga tahun lalu. Harga emas mencapai harga tertinggi. Minyak turun lebih dalam dibanding saham, sekitar 6 persen atau 5,3 dollar AS per barel.

Investor yang takut merasa putus asa akhirnya memilih mengambil obligasi pemerintah yang sebenarnya juga nyaris tidak membawa keuntungan.

Bursa Dow Jones kehilangan 1300 poin atau sekitar 10,5 persen dalam dua pekan terakhir. Ini setara dengan kehilangan hampir 1,3 triliun dollar AS.

Kemarin, bursa Dow Jones turun 512 poin (431 poin) dan berada di level 11.383,68. Ini merupakan penurunan terdalam sejak 1 Desember 2008.

Sementara Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 60,21 poin (4,78 persen) ke level 1.200,13 dan Nasdaq merosot 136,68 (5,08 persen) ke level 2.556,39. Di Asia, Indeks Nikkei 225 turun 342,25 poin (3,54 persen) di awal pembukaan pagi ini.

Secara teknikal, menurut riset eTrading Securities, kemarin IHSG break dari support uptrend channel-nya. Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak pada range 4082-4145 dengan kecenderungan bergerak terkoreksi terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    Whats New
    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Whats New
    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Whats New
    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Whats New
    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Whats New
    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Whats New
    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

    Whats New
    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

    BrandzView
    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

    Whats New
    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

    Whats New
    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

    Work Smart
    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

    Whats New
    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

    Whats New
    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com