Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangerang Tak Ambil Pusing Soal TKI

Kompas.com - 06/08/2011, 13:28 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com - Dari total warga asli Tangerang yang jumlahnya ratusan ribu, hanya ada satu orang yang berstatus sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Karena itu, Kota Tangerang tidak cemas dengan adanya pemberitaan miring terkait nasib TKI di luar negeri.

"Hanya satu orang yang jadi TKI, dia di Taiwan dan sekarang jadi baby sitter. Jadi kami tidak terlalu pusing untuk memikirkan kasus-kasus yang terkait dengan TKI," ujar Abdu Surahman, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Tangerang kepada Kompas.com, Sabtu (6/8/2011).

Saat dimintai konfirmasi Abdu mengatakan, Tangerang memiliki citra yang baik mengenai TKI. Tidak ada permasalahan, bahkan pihaknya juga tidak mendengar ada laporan buruk dari Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang terdapat di Kota Tangerang.

Total PJTKI yang ada di Kota Tangerang berjumlah 21 perusahaan. Tersebar di beberapa kecamatan, tapi yang paling banyak terdapat di Kecamatan Benda, Kecamatan Tangerang, dan Kecamatan Neglasari. Kota Tangerang hanya menyalurkan TKI ke wilayah Asia Pasifik (Hongkong, Taiwan, Malaysia, dan Singapura).

Abdu mengatakan, para TKI yang mendaftar di PJTKI di kawasan Tangerang, banyak berasal dari luar wilayah Tangerang. Di antaranya dari Indramayu, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Nusa Tenggara Timur. Kebanyakan mereka berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT), baby sitter, dan penjaga orang-orang jompo.

Sekalipun rata-rata penghasilan Rp 6 juta per bulan, kata Abdu, hal itu tidak membuat masyarakat Tangerang tertarik untuk menjadi TKI. Dia mengatakan, masyarakat Tangerang masih terikat dengan budaya anak kalau bekerja tidak boleh jauh dari orangtua. "Budaya di Tangerang sangat kuat pengaruhnya," ujar Abdu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com