Jakarta, Kompas
Investor asing kemarin masih menjadi motor penurunan harga saham. Mereka melepas saham secara besar-besaran. Mereka lebih banyak menjual ketimbang membeli saham (
Meski demikian, Bank Indonesia dan pemerintah tetap yakin gejolak pasar hanya sementara. Fundamen ekonomi Indonesia mereka yakini masih baik.
Keyakinan itu kembali dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, kemarin. Rapat dihadiri Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.
”Dengan rasa syukur, saya mengatakan, ekonomi kita dalam keadaan baik. Jauh lebih baik dibandingkan tahun 2008 dan tentu jauh lebih baik lagi dibandingkan ketika krisis datang di negeri ini pada tahun 1998 dan 1999,” ujar Presiden Yudhoyono saat menyampaikan pengantar rapat terbatas tersebut.
Darmin Nasution mengakui, saat ini berlangsung gejolak, tetapi gejolak itu tidak terjadi di semua area. ”IHSG sudah turun banyak, tetapi rupiah menguat dan menguatnya masih dapat diterima.
Rupiah kemarin sore ditutup menguat 5 poin menjadi Rp 8.533 per dollar AS.
Salah satu indikator ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2011, seperti diumumkan Badan Pusat Statistik, sebesar 6,5 persen. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, selain fundamen yang lebih baik, Indonesia kini juga memiliki sistem antisipasi yang lebih bagus dalam menghadapi gejolak ekonomi global. ”Prosedur penanganan gejolak keuangan telah tersusun rapi dan memiliki tolok ukur yang sangat jelas,” kata Hatta, tanpa merinci.
Sebelum ditutup ke posisi 3.850,266 Senin sore, pada penutupan sesi pertama, IHSG sempat minus 5 persen atau anjlok 195 poin di posisi 3.725,78. Indeks Kompas100 ditutup turun 15,450 atau sekitar 1,73 persen menjadi 878,271 poin. Indeks LQ45 turun 11,347 poin atau 1,64 persen ke posisi 693,293