Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejolak Pasar Saham Sementara, Fundamen Ekonomi Masih Baik

Kompas.com - 09/08/2011, 01:45 WIB

Ekonom dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Mirza Adityaswara, menilai wajar harga saham yang naik-turun. IHSG juga tak akan berpengaruh terhadap negara secara langsung. ”Tidak ada penjualan signifikan di pasar surat utang negara dan pembelian dollar AS tidak signifikan,” kata Mirza.

Hal tersebut dibuktikan dengan imbal hasil surat utang negara berjangka waktu 10 tahun, yang stabil pada 6,9 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga stabil. Dengan demikian, lanjut Mirza, investor tahu bahwa kondisi Indonesia berbeda dan jauh lebih bagus dibandingkan dengan kondisi Eropa dan Amerika Serikat.

Meski demikian, gejolak di AS belum selesai dan tetap berdampak ke pasar modal. ”Minggu ini akan berfluktuasi dengan kecenderungan kembali menguat. Perbankan dan infrastruktur adalah sektor yang menjadi pendorong penguatan. Sektor konsumer lebih diperhatikan juga dengan alasan menjelang Lebaran,” ujar Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga.

Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, menurut Edwin, investor hendaknya tidak panik, tetapi memilih saham-saham yang sudah terpangkas banyak.

”Perasaan campur aduk” investor di pasar wajar karena sejumlah sentimen negatif yang menimpa AS. Akibatnya, indeks bursa saham global berjatuhan sebagai dampak negatif dari penurunan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+ oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P), Jumat pekan lalu.

Mantan Gubernur Bank Sentral AS Alan Greenspan menegaskan, penurunan peringkat utang AS memberikan dampak negatif untuk sementara dan diperlukan waktu untuk pulih.

Menteri Keuangan AS Timothy Geithner berang kepada S&P. Ia mengatakan, lembaga pemeringkat ini membuat keputusan berdasarkan kalkulasi akuntansi yang salah.

(BEN/WHY/ATO/REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com