Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Mitigasi Krisis Ekonomi

Kompas.com - 09/08/2011, 21:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekalipun fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menghadapi krisis ekonomi global, pemerintah tetap melakukan upaya mitigasi krisis.

 

"Tentunya kami tidak akan berdiam diri, meskipun krisis itu mungkin belum dapat atau tidak akan terjadi, tapi kita akan tetap melakukan kewaspadaan. Ya tetap melakukan upaya-upaya pencegahan," ungkap pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, Selasa (9/8/2011) di Jakarta.

 

Bambang menyebutkan bahwa pengesahan Undang-undang APBN-Perubahan 2011 menjadi hal yang paling penting dalam upaya mitigasi krisis. "Itu penting, artinya pemerintah mempunyai dasar untuk melakukan pola stressing, pola belanja yang bisa nanti diarahkan untuk memitigasi dampak dari krisis," sebut dia.

 

Ia menyebutkan, ada beberapa alokasi dana yang bisa digunakan untuk upaya tersebut pada APBN-P 2011. Ada dana cadangan risiko perubahan asumsi makro dan stabilisasi harga yang mencapai Rp 4,7 triliun. Selain itu, ada pula anggaran bantuan sosial baik dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan bencana alam sebesar Rp 81,8 triliun.

APBN-P juga memuat anggaran subsidi pangan sebesar Rp 15,3 triliun, dan kebijakan pemberian beras untuk rakyat miskin (raskin) ke-13 sebesar Rp 1,3 triliun. "Ini pertama untuk kelompok masyarakat yang akan mengalami dampak dari krisis," tambahnya.

 

Mengenai APBN, ia menuturkan, kondisinya masih surplus sebesar Rp 54,7 triliun dan terdapat kelebihan pembiayaan Rp 117,1 triliun. Akan tetapi, ia merasa yakin bahwa belanja pemerintah belum optimal.

"Tapi justru itu merupakan poin yang penting untuk menghadapi masa lima bulan ke depan. Yang pemerintah harus lakukan oleh semua kementerian lembaga adalah mempercepat penyerapan belanja," ungkap dia. Dengan mempercepat belanja, maka akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia, di mana saat ini kontribusi dari pemerintah baru 4,5 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com