Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-Eropa di Ambang Krisis

Kompas.com - 22/08/2011, 08:34 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Pekan-pekan gejolak di pasar saham telah membuat para pemimpin Eropa dan AS semakin terbuka pada kemungkinan untuk mengeluarkan pernyataan soal resesi. Para analis sudah lebih dulu menyatakan resesi akan terjadi. Ekonom menyatakan negara maju belum stabil.

Kepanikan masyarakat umum dan kepanikan di pasar finansial soal potensi resesi telah membuat konsumen dan pebisnis menghemat pengeluaran. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa akan kembali anjlok setelah tertimpa resesi pada 2008.

Pemerintahan juga mendapatkan tekanan dari pasar dan dari sisi politik untuk mengurangi pengeluaran. Pada saat keuangan negara tertimpa utang, pemerintah sulit menangkal krisis dengan menggelontorkan dana sebagai stimulus ekonomi.

Pekan lalu, angka sudah berbicara. Pertumbuhan ekonomi di zona euro—17 negara pengguna mata uang euro—hanya 0,2 persen pada kuartal kedua. Ekonomi Jerman, mesin pertumbuhan nomor satu di zona itu, juga hanya tumbuh 0,1 persen.

Morgan Stanley telah memperingatkan AS dan Eropa sedang memasuki masa resesi. Pertemuan antara pemimpin Jerman dan Perancis juga tidak berhasil meyakinkan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah utang di zona euro.

Kombinasi kabar-kabar buruk itu membuat harga saham global jatuh lagi. Indeks S&P 500 di AS turun 4,7 persen dalam satu pekan dan turun 15,3 persen dalam satu bulan belakangan ini. Indeks FTSE 100 Inggris turun 12,5 persen dalam sebulan, CAC 40 Perancis melemah 18,4 persen, bahkan DAX Jerman melorot 23,8 persen hanya dalam satu bulan.

Nilai aset sebesar triliunan dollar AS lenyap dalam sekejap akibat penjualan saham. Para investor mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman, yaitu obligasi Pemerintah AS, franc Swiss, dan yen Jepang.

Ekonom dari AS dan Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan. ”Kami merevisi perkiraan pertumbuhan AS dan Eropa karena sedang mendekati resesi berbahaya, julukan bagi kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut, yang diperkirakan akan terjadi selama 6-12 bulan mendatang,” demikian dikatakan Morgan Stanley.

Kurang senjata

”Kebijakan intervensi dari Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral AS, dan Pemerintah AS tidak tepat,” ujar John Silvia, ekonom di Bank Wells Fargo, AS. Bagi Eropa dan AS, tak ada ruang lagi untuk menurunkan suku bunga untuk menstimulasi pertumbuhan. Bank sentral dapat menekan perbankan agar mengucurkan lebih banyak lagi uang ke pasar komersial, tetapi tidak jelas apakah hal itu dapat menstimulasi perekonomian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com