”Setiap hari saya menyediakan 5.000 hingga 6.000 bungkus wingko babat,” kata Wiko.
”Biasanya saya membeli bandeng presto, lumpia, dan wingko babat. Di tengah perjalanan ke Bekasi, kami kerap menyantap lumpia dan wingko babat,” kata Sutarno (45), warga Bekasi yang mudik ke Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng.
Di Kota Madiun, hingga kemarin, warga memadati pusat penjualan makanan khas Madiun di Jalan Pahlawan, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Citandui, dan Jalan Salak. Kebanyakan orang membeli makanan khas Madiun, seperti brem, bolu,
Di Pacitan, para pembeli memborong penganan, seperti sale pisang, jenang, klanting, dan kolong. Keramaian juga terlihat di toko penjualan penganan khas di Magetan.
Pusat oleh-oleh di daerah Ketapang, Kota Probolinggo (menjelang pintu keluar kota) juga ramai dikunjungi pengunjung. Di tempat tersebut berbagai jajanan khas Probolinggo dijual, seperti tape bondowoso, aneka jenis kerupuk, dodol mangga, dan rengginang.
”Mereka biasanya lewat di sini dan membeli oleh-oleh khas, seperti tape bondosowo,” ujar Halimah, salah satu pemilik toko oleh-oleh di daerah Ketapang.