Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Perlahan Jauhi 4.000

Kompas.com - 09/09/2011, 16:34 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjauhi level 4.000, pada perdagangan akhir pekan ini. IHSG terkikis tipis 6 poin, karena di akhir perdagangan investor melempaskan saham mereka.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (9/9/2011), IHSG ditutup menipis 6,888 poin atau 0,18 persen menjadi 3.998,502. Sementara Indeks LQ 45 melemah tipis 4,438 poin atau 0,63 persen menjadi 705,250.

 

Investor asing masih terus membeli saham dan membukukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 52,868 miliar. Nilai perdagangan hari ini, lebih rendah dibandingkan dengan hari biasanya yang mencapai Rp 6 triliun. Hari ini, nilai perdagangan hanya Rp 3,3 triliun.

 

Pasar saham Asia sebagian besar melemah pada perdagangan hari ini. China mengumumkan inflasinya pada Agustus lalu hanya turun tipis, sementara rencana Presiden Barack Obama untuk meningkatkan lapangan kerja gagal memberikan angin positif pada para pelaku pasar.

 

Sentimen negatif juga berasal dari zona euro, bahwa perkiraan pertumbuhan di zona euro akan direvisi mengingat belitan utang yang semakin besar. Serupa dengan berita dari zona euro, Jepang juga menurunkan data pertumbuhan yang ternyata terkontraksi lebih dalam pada periode April-Juni lalu.

 

Bursa Tokyo ditutup melemah 0,63 persen menjadi 8.737,66, Seoul turun 1,83 persen menjadi 1.812,93, Hongkong melemah 0,36 persen. Tetapi Sydney naik 0,16 persen menjadi 4.194,7 dan Taipei melemah 0,82 persen menjadi 7.610,57.

 

Inflasi China pada Agustus naik 6,2 persen dibandingkan dengan Agustus tahun lalu, turun dari inflasi Juli yang sebesar 6,5 persen. Investor khawatir jika harga tetap tinggi.

"Kami yakin inflasi ini adalah puncak untuk tahun ini, tetapi akan menurun dengan amat sangat lambat. Inflasi tampaknya akan terus berada di atas lima persen pada jangka panjang, ini bukan berita baik untuk bank sentral," ujar Yao Wei seorang ekonom dari Socieate Generale di Hongkong.

 

"Secara umum kami berharap tekanan harga akan menurun pada tiga hingga enam bulan, tetapi angka yang keluar hari ini adalah angka inflasi bulanan. Inflasi dapat kembali tinggi lagi. Masih ada kemungkinan pengetatan moneter jika inflasi tidak seperti yang diharapkan," ujar Brian Jackson, dari Royal Bank of Canada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com