Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memelopori Pasar Rintisan Mantan TKI

Kompas.com - 04/10/2011, 04:26 WIB

Oleh Yulvianus Harjono

Menjadi tenaga kerja Indonesia, jauh di negeri orang, bagi Berti Sarova tidak lebih dari upaya untuk mencari modal usaha. Tanpa cita-cita seperti itu, dia yakin TKI selamanya akan sulit mandiri. TKI akan terbelenggu iming-iming gaji besar, tetapi berisiko tinggi. 

Pengalaman banyaknya TKI yang hilang tanpa jejak di luar negeri atau pulang tetapi dengan kondisi cacat, bahkan meninggal dunia, menguatkan tekad Berti untuk tidak berlama-lama bekerja di negeri orang.

Cukup tiga tahun bekerja di Taiwan mulai tahun 2003, Berti pulang ke kampung halaman, Labuhan Ratu, Lampung Timur. Tak seperti umumnya TKI di kampungnya yang menghabiskan uang hasil bekerja untuk membeli rumah, tanah, dan kendaraan, Berti malah menyimpan sebagian hasil kerjanya untuk modal usaha.

Sebagian modalnya, sekitar Rp 2 juta, dia belikan setengah bidang kapling di pasar yang masih sepi, bahkan nyaris mati, di Desa Gunung Terang, Labuhan Ratu. Dari hasilnya menjadi TKI pula ia membangun sebuah kios berukuran 4 meter x 7 meter. Di kios itu, Berti mengoperasikan warung telekomunikasi (wartel) yang ketika itu masih langka di kawasan tersebut.

Beberapa tahun kemudian, upayanya itu telah menjadikan Pasar Gunung Terang menggeliat. Memang Berti tak sendiri, pasar desa itu juga dihidupkan oleh para mantan TKI lain. Pasar yang kini disebut Pasar Rintisan TKI Desa Gunung Terang itu bahkan menjadi percontohan nasional tentang kemandirian mantan TKI.

Dari total 95 kios dan 24 lapak yang ada di pasar seluas sekitar 1 hektar itu, 95 persen dimiliki mantan TKI atau TKI yang masih aktif dan keluarganya. Pasar rintisan TKI ini sekaligus menjadi roda penggerak ekonomi di daerah karena menyediakan berbagai kebutuhan dasar dan sekunder warga. Di pasar ini dijajakan mulai dari bahan makanan pokok, sayur-mayur, pakaian, hingga mebel dan produk elektronik.

Kekompakan dan keguyuban para mantan TKI yang digerakkan Berti membuat pasar desa ini bisa terus bertahan meski tanpa dukungan sepeser pun dana dari pemerintah daerah. Seluruh biaya perawatan, keamanan, pengembangan, dan infrastruktur pasar diperoleh dari sumbangan dan iuran kolektif para mantan TKI.

”Untuk membuat jalan dan gang di dalamnya, kami (para mantan TKI) patungan. Ini juga kami lakukan untuk kebersihan dan biaya operasional lain. Dari awal (menghidupkan pasar) kami memang berniat mandiri. Selain bermanfaat bagi warga, usaha kami juga dapat menyejahterakan sesama mantan TKI,” ungkapnya.

Awalnya wartel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com