Oleh Yulvianus Harjono
Pengalaman banyaknya TKI yang hilang tanpa jejak di luar negeri atau pulang tetapi dengan kondisi cacat, bahkan meninggal dunia, menguatkan tekad Berti untuk tidak berlama-lama bekerja di negeri orang.
Cukup tiga tahun bekerja di Taiwan mulai tahun 2003, Berti pulang ke kampung halaman, Labuhan Ratu, Lampung Timur. Tak seperti umumnya TKI di kampungnya yang menghabiskan uang hasil bekerja untuk membeli rumah, tanah, dan kendaraan, Berti malah menyimpan sebagian hasil kerjanya untuk modal usaha.
Sebagian modalnya, sekitar Rp 2 juta, dia belikan setengah bidang kapling di pasar yang masih sepi, bahkan nyaris mati, di Desa Gunung Terang, Labuhan Ratu. Dari hasilnya menjadi TKI pula ia membangun sebuah kios berukuran 4 meter x 7 meter. Di kios itu, Berti mengoperasikan warung telekomunikasi (wartel) yang ketika itu masih langka di kawasan tersebut.
Beberapa tahun kemudian, upayanya itu telah menjadikan Pasar Gunung Terang menggeliat. Memang Berti tak sendiri, pasar desa itu juga dihidupkan oleh para mantan TKI lain. Pasar yang kini disebut Pasar Rintisan TKI Desa Gunung Terang itu bahkan menjadi percontohan nasional tentang kemandirian mantan TKI.
Dari total 95 kios dan 24 lapak yang ada di pasar seluas sekitar 1 hektar itu, 95 persen dimiliki mantan TKI atau TKI yang masih aktif dan keluarganya. Pasar rintisan TKI ini sekaligus menjadi roda penggerak ekonomi di daerah karena menyediakan berbagai kebutuhan dasar dan sekunder warga. Di pasar ini dijajakan mulai dari bahan makanan pokok, sayur-mayur, pakaian, hingga mebel dan produk elektronik.
Kekompakan dan keguyuban para mantan TKI yang digerakkan Berti membuat pasar desa ini bisa terus bertahan meski tanpa dukungan sepeser pun dana dari pemerintah daerah. Seluruh biaya perawatan, keamanan, pengembangan, dan infrastruktur pasar diperoleh dari sumbangan dan iuran kolektif para mantan TKI.
”Untuk membuat jalan dan gang di dalamnya, kami (para mantan TKI) patungan. Ini juga kami lakukan untuk kebersihan dan biaya operasional lain. Dari awal (menghidupkan pasar) kami memang berniat mandiri. Selain bermanfaat bagi warga, usaha kami juga dapat menyejahterakan sesama mantan TKI,” ungkapnya.