Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Kasong Meminta Raskin

Kompas.com - 05/10/2011, 04:49 WIB

Labuan Bajo, Kompas - Warga Desa Kasong di Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, mengalami rawan pangan sejak Juli 2011. Mereka sampai saat ini berupaya bertahan hidup dengan tanaman pisang dan ubi yang tersisa.

Warga Kasong yang terdiri dari 943 jiwa dan 193 keluarga itu amat berharap ada bantuan beras bagi rakyat miskin (raskin) dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat karena sejak Januari sampai awal Oktober 2011 belum ada beras raskin yang disalurkan ke desa mereka.

”Kami hanya bertahan dengan apa yang ada. Persediaan beras sudah tidak ada lagi. Hanya pisang yang masih kami andalkan, itu pun makin menipis. Untuk ubi, kami juga mesti mencari-cari dari tanaman tahun lalu yang tersisa. Kami berharap ada bantuan raskin segera dari pemerintah,” kata Petrus Ngguet, Selasa (4/10), yang dihubungi dari Ende, Flores.

Letak Desa Kasong sekitar 100 kilometer sebelah timur kota Labuan Bajo.

Menurut Petrus, hasil panen padi 50 hektar pada Mei 2011 rata-rata hanya 1,2 ton per hektar karena tanpa pupuk dan tanpa obat-obatan. Adapun sawah yang mulai ditanami penduduk sejak Juni 2011 kini kekurangan air.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Gayetanus Danggur di Labuan Bajo mengakui, akibat kekeringan, terjadi penurunan hasil pertanian. Namun, stok pangan secara umum di Manggarai Barat belum terganggu. ”Beras raskin untuk warga Kasong sejak Januari 2011 memang belum disalurkan. Dari informasi camat, ada permasalahan di internal desa itu. Diputuskan beras raskin jatah Desa Kasong dari Januari-Juni 2011 sebanyak 16,9 ton akan segera disalurkan,” kata Gayetanus.

Warga Kasong sebenarnya mampu membayar beras raskin dan mereka telah menyiapkan uang, tetapi tidak ada kesepakatan dengan kepala desa setempat. Warga meminta raskin disalurkan 180 kilogram (kg) per keluarga per tahun atau 15 kg per keluarga per bulan. Akan tetapi, kepala desa menargetkan raskin hanya 150 kg per keluarga per tahun dengan pertimbangan beras raskin yang 30 kg per keluarga untuk ongkos angkut dari gudang dolog ke Desa Kasong.

Waduk Djuanda kritis

Tinggi muka air Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), terus susut hingga lebih rendah dari kriteria kering. Tanpa tambahan pasokan, ketinggian air akan kian mendekati titik kritis 87,5 meter (m) dalam beberapa bulan mendatang. Tinggi muka air pada Selasa kemarin tercatat 90,97 m, lebih rendah dari kriteria kering 92,68 m. Tinggi muka air diperkirakan terus turun karena debit air keluar, yakni 132 meter kubik (m3) per detik, lebih besar dari total debit air masuk, yakni 123 m3 per detik.

Kepala Biro Pengelolaan Data Sumber Daya Air Perum Jasa Tirta II Jabar Sutisna Pikrasaleh menyebutkan, jika rata-rata debit air keluar 140 m3 per detik dan air masuk 110 m3 per detik, tinggi muka air Waduk Ir H Djuanda pada akhir November 2011 mencapai 89,58 m, mendekati titik 87,5 m. Karenanya, instansi terkait tengah mengupayakan penambahan pasokan melalui operasi hujan buatan.

(SEM/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com