Labuan Bajo, Kompas
Warga Kasong yang terdiri dari 943 jiwa dan 193 keluarga itu amat berharap ada bantuan beras bagi rakyat miskin (raskin) dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat karena sejak Januari sampai awal Oktober 2011 belum ada beras raskin yang disalurkan ke desa mereka.
”Kami hanya bertahan dengan apa yang ada. Persediaan beras sudah tidak ada lagi. Hanya pisang yang masih kami andalkan, itu pun makin menipis. Untuk ubi, kami juga mesti mencari-cari dari tanaman tahun lalu yang tersisa. Kami berharap ada bantuan raskin segera dari pemerintah,” kata Petrus Ngguet, Selasa (4/10), yang dihubungi dari Ende, Flores.
Letak Desa Kasong sekitar 100 kilometer sebelah timur kota Labuan Bajo.
Menurut Petrus, hasil panen padi 50 hektar pada Mei 2011 rata-rata hanya 1,2 ton per hektar karena tanpa pupuk dan tanpa obat-obatan. Adapun sawah yang mulai ditanami penduduk sejak Juni 2011 kini kekurangan air.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Gayetanus Danggur di Labuan Bajo mengakui, akibat kekeringan, terjadi penurunan hasil pertanian. Namun, stok pangan secara umum di Manggarai Barat belum terganggu. ”Beras raskin untuk warga Kasong sejak Januari 2011 memang belum disalurkan. Dari informasi camat, ada permasalahan di internal desa itu. Diputuskan beras raskin jatah Desa Kasong dari Januari-Juni 2011 sebanyak 16,9 ton akan segera disalurkan,” kata Gayetanus.
Warga Kasong sebenarnya mampu membayar beras raskin dan mereka telah menyiapkan uang, tetapi tidak ada kesepakatan dengan kepala desa setempat. Warga meminta raskin disalurkan 180 kilogram (kg) per keluarga per tahun atau 15 kg per keluarga per bulan. Akan tetapi, kepala desa menargetkan raskin hanya 150 kg per keluarga per tahun dengan pertimbangan beras raskin yang 30 kg per keluarga untuk ongkos angkut dari gudang dolog ke Desa Kasong.
Tinggi muka air Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), terus susut hingga lebih rendah dari kriteria kering. Tanpa tambahan pasokan, ketinggian air akan kian mendekati titik kritis 87,5 meter (m) dalam beberapa bulan mendatang. Tinggi muka air pada Selasa kemarin tercatat 90,97 m, lebih rendah dari kriteria kering 92,68 m. Tinggi muka air diperkirakan terus turun karena debit air keluar, yakni 132 meter kubik (m
Kepala Biro Pengelolaan Data Sumber Daya Air Perum Jasa Tirta II Jabar Sutisna Pikrasaleh menyebutkan, jika rata-rata debit air keluar 140 m