Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Migas Harus Terintegrasi

Kompas.com - 05/10/2011, 21:36 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Manajemen PT Pertamina (Persero) mengusulkan agar pemerintah menerapkan proses bisnis minyak dan gas bumi yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Hal ini untuk memaksimalkan nilai tambah bagi Pemerintah Indonesia dan agar potensi migas domestik diprioritaskan untuk kebutuhan energi di dalam negeri.  

Pelaksana Tugas Harian PT Pertamina (Persero) Waluyo menyampaikan hal itu dalam paparannya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, yang membahas mengenai perubahan Undang Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas, di Gedung MPR/DPR Jakarta. Usulan itu sebagai masukan dalam draft revisi UU Migas.

Menurut Waluyo, cadangan minyak bumi yang dimiliki Indonesia harus menjadi bagian dari stok nasional. Amerika Serikat, misalnya, memasukkan cadangan minyak bumi sebagai stok nasional.

Selain itu, pemerintah harus memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin perangkat perminyakan dan infrastruktur yang telah dimiliki Indonesia.   Pihaknya juga meminta agar Pertamina selaku perusahaan nasional yang 100 persen milik pemerintah ditetapkan sebagai manajemen pengelola semua produksi gas bumi di seluruh wilayah kerja panas bumi Indonesia, mulai dari produksi, pengelolaan transportasi hingga penjualan. "Semua potensi migas domestik digunakan untuk kebutuhan energi dalam negeri terjadi di hampir semua negara," ujarnya.

Sejauh ini, pihaknya menilai kurang atau tidak sinerginya kebijakan dan pengelolaan industri migas di Indonesia. Hal ini mengakibatkan tidak terjadi perbaikan berkelanjutan dalam kualitas pengelolaan lahan migas di Indonesia.

Oleh karena itu, pengembang model kontrak pengelolaan migas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pelakasna kontrak migas adalah Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas dan Kementerian Keuangan, serta pelaksana bisnis migas adalah Pertamina.

Dalam bisnis gas alam cair (LNG) Indonesia, para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mempunyai strategi dan kepentingan yang berbeda, sehingga terjadi persaingan internal LNG Indonesia yang menyebabkan posisi tawar dalam penjualan LNG turun. "Saat ini KKKS lebih berperan dari BP Migas dan Direktorat Jenderal Migas dalam hal pemasaran dan operasi penjualan," ujarnya.

Rata-rata produksi minyak siap jual (lifting) Indonesia saat ini sekitar 900.000 barrel per hari. Pertamina biasanya menerima 571.000 barrel per hari namun saat ini menerima di bawah angka itu sebagai bagian pemerintah yang diolah di kilang Pertamina. Total lifting Indonesia sudah sangat rendah dibandingkan kebutuhan kilang domestik.

"Hal ini mengkhawatirkan dalam keamanan pasokan minyak mentah untuk ketahanan energi Indonesia. Untuk itu, Indonesia harus segera berbenah diri mengatur pengelolaan migas," kata Waluyo.

Presiden Direktur PT Medco E & P Indonesia Frila Berlini Yaman menyatakan, perlu dibuat perundang-undangan yang cukup generik atau umum namun memberi peluang bagi perubahan aturan pelaksanaan secara cepat, mengikuti kondisi nyata di industri migas pada setiap saat.  

"Bisnis migas hendaknya tetap dipertahankan sebagai salah satu industri strategis, di mana dukungan pemerintah pusat sangat diperlukan, terutama untuk isu-isu terkait dengan instansi pemerintah nonmigas baik Kementerian Kehutanan, pemerintah daerah, dan Kementerian Lingkungan Hidup," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com