Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Steve Jobs dan Saham Apple

Kompas.com - 06/10/2011, 08:32 WIB

KOMPAS.com — Salah satu pendiri Apple, Steve Jobs, meninggal dunia tak lama setelah ia mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Ada satu pertanyaan yang menjadi pertanyaan banyak orang:  Apa yang akan terjadi pada saham perusahaan yang mempunyai nilai pasar terbesar di sektor industri teknologi ini?

Apple merupakan perusahaan teknologi yang mempunyai kapitalisasi pasar terbesar setelah menggulingkan Microsoft pada tahun 1999. Berdasarkan FactSet Research pada penutupan Jumat (30/9/2011),  nilai pasar Apple mencapai 362 miliar dollar AS. Peringkat kedua adalah IBM dengan 208,84 miliar dollar AS, serta Microsoft sebesar 208,54 miliar dollar AS.

Mark Gongloff dalam blognya, MarketBeat di The Wall Street Journal Online, mengungkapkan, pengaruh kematian Jobs mungkin tidak banyak. Menurut dia, para investor sudah berduka dengan caranya sendiri yang aneh terhadap "kepergian" Steve Jobs, akhir Agustus 2011. Ketika ia mundur dari Apple, saham perusahaan ini tidak terlalu terpengaruh dan justru menciptakan rekor baru. Namun dalam beberapa minggu kemudian, menjelang peluncuran iPhone 4S,  saham Apple terpuruk, ketiadaan Jobs pun terasa.

Ditegaskannya, ia memang tidak bisa menghakimi faktor "Steve Jobs" terhadap Apple, tapi kinerja saham Apple bisa menunjukkan pengaruh Jobs.

Pada 31 Mei 1985, saat kekuasaan Jobs dilucuti dan akhirnya dikeluarkan oleh CEO John Sculley, harga saham Apple hanya 1,98 dollar AS, di bawah nilai pemecahan saham yang ditetapkan.

Harga saham Apple bahkan terus melorot sebelum berhasil naik kembali dalam dua tahun kemudian ke hampir menyentuh 15 dollar AS per saham.

Namun, saat Apple berjuang mengembangkan desain produknya, kemandekan panjang nilai saham kembali datang. 20 Desember 1996, saat Steve Jobs kembali masuk ke Apple, harga saham perusahaan ini merosot ke 5,88 dollar AS per saham. Setahun kemudian nilai saham terus jatuh hingga hampir ke 3 dollar AS.

Jobs pun memangkas lini-lini usaha yang lesu, memperkenalkan iMac dan mengambil langkah-langkah lain untuk mengembalikan keuntungan Apple. Nilai saham perusahaan berlambang apel digigit ini melonjak 10 kali lipat saat puncak internet bubble pada 2000.

Saat internet bubble akhirnya meledak, saham Apple turun 7 dollar AS. Namun setelah itu langsung meroket seiring dengan image bahwa  setiap produk Apple harus dimiliki dan juga membangun image serupa di kalangan investor.

Saat Jobs mundur sebagai CEO. akhir Agustus lalu, saham Apple justru naik ke posisi 376,18 dollar AS.

Hari ini (5/10/2011) waktu setempat, saham Apple ditutup pada 378,25 dollar AS per saham.

"Steve Jobs telah meningkatkan nilai saham Apple lebih dari seratus kali lipat. Reputasi yang dia bangun tak ternilai harganya," sebut Gongloff.

Disebutkannya, pertanyaan untuk Apple besok akan sama dengan yang dihadapi pagi ini, yakni: Bagaimana Apple akan membawa warisan Steve Jobs ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

    Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

    Whats New
    IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

    IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

    Whats New
    Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

    Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

    Whats New
    Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

    Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

    Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Earn Smart
    Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

    Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

    Whats New
    Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

    Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

    Whats New
    Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

    Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

    Whats New
    BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

    BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

    Whats New
    [POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

    [POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com