Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Oktober Waktu Krusial Impor Beras

Kompas.com - 06/10/2011, 16:27 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 7 Oktober 2011 merupakan waktu krusial bagi Perum Bulog, dalam merealisasikan kontrak kerja sama jual beli beras dengan Thailand. Pada saat itu pemerintah Thailand akan menunjukkan, sejauh mana keberpihakan mereka kepada petani di sana.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, Kamis (6/10/2011) malam, mengatakan, sekarang harga beras dunia dengan kadar patahan maksimal 5 persen, sangat fluktuatif.

Dua pekan lalu masih 575 dollar Amerika Serikat (AS) per ton, seminggu kemudian naik sekitar 620.000 dollar AS. Sekarang di posisi 595.000 dollar AS. Pasar sejauh ini masih menunggu kebijakan pemerintah Thailand.

"Kebijakan itu akan dikeluarkan 7 Oktober ini," kata Sutarto.

Setelah jelas posisi pemerintah Thailand dalam kebijakan perberasaannya, pasar beras dunia baru akan menyesuaikan. Sebelumnya, pemerintah Thailand terpilih dalam kampanyenya berjanji menaikkan harga beras pada tingkat petani, untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Setelah ada kebijakan baru nanti, akan semakin jelas bagaimana pasar beras dunia. Dengan begitu transaksi akan kembali normal, apakah pada tingkat harga sekarang atau ada perubahan.

Sutarto mengatakan, Indonesia sampai sekarang masih menjalin kontrak kerja sama jual beli beras dengan Thailand. Kerja sama itu diperpanjang. Thailand sepakat untuk mengalokasikan beras 1 juta ton untuk Indonesia.

Meski begitu, kesepakatan antarpemerintah itu masih harus ditindaklanjuti dengan kerja sama bisnis, oleh lembaga yang ditunjuk masing-masing pemerintah. Karena itu masih dilakukan negosiasi harga, sekalipun masih tetap mempertimbangkan ikatan kerja sama.

Tahun 2011, Bulog ditugasi mengimpor 1,6 juta ton beras agar stok akhir beras nasional bisa minimal 1,5 juta. Dari 1,6 juta itu, Bulog sudah menjalin kesepakatan dengan Vietnam 1,2 juta ton. Dari 1,2 juta ton, yang sudah ada kepastian dan kesepakatan harga sebanyak 900.000 ton, sisa 300.000 ton masih dalam taraf negosisasi, meski pemerintah Vietnam sudah memperhitungkannya dalam perhitungan stok nasional mereka.

Sisa 400.000 ton akan dibeli dari Thailand. Sebanyak 100.000 ton sudah harus ada kesepakatan sekarang. Adapun 300.000 masih menunggu pembicaraan dan negosiasi, menunggu keputusan tanggal 7 Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com