Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembiayaan Kesehatan yang Berkesinambungan

Kompas.com - 09/10/2011, 02:48 WIB

Contoh Thailand

Di Thailand jaminan biaya kesehatan untuk seluruh rakyatnya telah berjalan lebih dari 10 tahun. Memang program ini dianggap berhasil, tetapi pada tahap-tahap permulaan tak lepas dari berbagai kesulitan tantangan. Tantangan pertama dulu berasal dari profesi kedokteran. Kalangan dokter di Thailand kurang antusias dengan program ini karena diperkirakan dalam waktu lama akan bangkrut dan pendapatan dokter akan menurun. Namun, dengan sosialisasi yang tak kenal lelah, akhirnya para dokter berpartisipasi secara aktif dan mendukung program ini.

Kita beruntung Ikatan Dokter Indonesia sudah mendukung rencana jaminan sosial kesehatan. Mudah-mudahan ini akan memudahkan dan memperlancar layanan. Tantangan lain adalah kemampuan dokter umum. Seperti juga di Indonesia, dokter-dokter di Thailand meski sudah dibekali kemampuan yang mencukupi untuk mencegah dan menata laksana penyakit-penyakit yang sering dijumpai di masyarakat, lebih suka merujuk pasien ke rumah sakit.

Penguatan peran dokter umum ini penting dilakukan. Kita harus mendukung agar kemampuan yang ada dapat digunakan secara optimal. Nah, penguatan ini berhasil di Thailand sehingga 70 persen masalah kesehatan yang ada dapat diselesaikan oleh dokter layanan primer atau dokter praktik umum. Hanya sekitar 30 persen yang perlu dirujuk ke spesialis atau rumah sakit.

Tantangan lain, seperti Anda katakan, tersedianya pedoman dan standar yang jelas dan dipatuhi. Tanpa adanya standar ini akan terjadi pemborosan sehingga dana yang tersedia tak mampu melayani masyarakat yang memerlukan. Selain itu, sistem administrasi termasuk pengawasan tentu harus dijalankan dengan baik dan efisien.

Satu lagi yang harus kita kembangkan adalah rasa kebersamaan, modal sosial. Kita sekarang sering terjebak dalam pemikiran untuk kepentingan sendiri atau kelompok. Kalau ada suatu rencana baru yang sebenarnya baik untuk bersama, selalu ada saja yang merasa rencana tersebut akan merugikan dirinya atau kelompoknya. Kita harus berani meniru bapak-bapak kita yang berani memproklamasikan kemerdekaan tanpa terlalu banyak memperdebatkannya.

Sudah tentu jaminan sosial ini meski sudah dipersiapkan dengan baik, masih akan menghadapi berbagai kendala. Namun, niat baik kita semua serta rasa saling percaya akan dapat mengatasi berbagai kendala yang mungkin timbul. Kita sudah terlalu lama menunggu, UU telah diundangkan 6 tahun yang lalu. Mudah-mudahan suara Anda yang saya rasa sama dengan suara sebagian besar masyarakat akan didengar oleh pihak-pihak yang berwenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Whats New
Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Whats New
Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com