JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Senin (17/10/2011) pagi belum bergerak atau stagnan di posisi Rp 8.865 per dollar, meski ada sentimen positif dari Yunani.
"Setelah Yunani aman, perhatian pasar beralih pada pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G-20 Jumat lalu," kata analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, sentimen positif dari Yunani diharapkan dapat memberi kekuatan bagi rupiah untuk bergerak menguat terhadap dollar. "Kami perkirakan sentimen positif akan berimbas ke pasar Asia dan diharapkan pertemuan G-20 juga berdampak positif," katanya.
Ia menambahkan, AS yang mengalami defisit pada September 2011 sebesar 1,3 triliun dollar AS, sehingga sulit bagi pemerintahan Obama untuk memberikan stimulus ekonomi melalui anggaran. "Besarnya defisit ini kemungkinan juga akan menyulitkan Presiden Obama dengan rencana penciptaan kerja senilai 447 miliar dollar," kata dia.
Ia mengatakan, keputusan kongres AS pada kesepakatan debt-ceiling Agustus lalu menetapkan pemangkasan defisit senilai 1,5 triliun dollar selama 10 tahun mendatang, tampaknya akan membuat anggaran AS sulit menjadi pendorong ekonomi. "Defisit anggaran tertinggi yang pernah terjadi adalah sebesar 1,42 triliun dollar atau mencapai 10 persen dari PDB pada tahun 2009, bahkan tertinggi sejak tahun 1945," kata dia.
Sementara dari dalam negeri, kata Lana, penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM) 2012 dapat menjaga inflasi ke depan. Kondisi itu menunjukkan fundamental Indonesia yang positif. "Dalam pembahasan awal mengenai anggaran, panitia kerja (panja) DPR untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2012 memberi sinyal penghematan subsidi BBM senilai Rp 5 triliun," kata dia. Ia menambahkan, Kementerian Keuangan memperkirakan dampak pembatasan konsumsi BBM bersubsidi itu akan menambah tekanan inflasi antara 0,5-0,6 persen. Jika demikian asumsi inflasi untuk RAPBN 2012 sebesar 5-5,5 persen masih bisa tercapai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.