Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Kompas.com - 03/05/2024, 10:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Prospek pasar refraktori (material tahan api) nasional dinilai sangat menggiurkan dalam beberapa tahun ke depan.

Direktur Utama PT Benteng Api Technic (BAT Refractories) Ridwan mengatakan, pertumbuhan bisnis ini didorong oleh meningkatnya permintaan produk ini dari berbagai sektor industry seperti industri smelter misalnya.

Refraktori adalah bahan tahan api yang digunakan pada berbagai tungku industri, smelter, kiln, reaktor, incinerator, dan sebagainya yang terkena suhu yang tinggi.

Selain industri smelter, industri besi dan baja, industry petrokimia, industri minyak dan gas, industri pembangkit, industry semen, industri kaca, industri pulp dan kertas, industri pembangkit listrik, hingga industri makanan juga menggunakan material ini.

Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Tekan Bahan Baku Impor Industri Refraktori

Berdasarkan penelitian, pasar refraktori di Indonesia mencatat nilai pertumbuhan pengiriman sebesar 78,34 persen pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020.

“Indonesia saat ini masih didominasi produk impor untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di pasar refraktori,” kata Ridwan di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Adapun nilai impor produk Refraktori pada tahun 2021 sebesar 204,63 juta dollar AS, sedangkan pada tahun 2017 sebesar 151,06 juta dollar AS. Pasar refraktori di Indonesia diperkirakan akan mencatat CAGR sebesar 4,3 persen selama periode ini (2020 ~ 2026).

Ridwan bilang, peningkatan produksi besi dan baja ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar refractori di Indonesia.

“Namun, pasar refraktori Indonesia saat ini masih di dominasi oleh produk-produk impor, terutama dari China, Korea Selatan, Thailand, Australia, Jepang, dan lain – lainnya,” tambah dia.

Baca juga: Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

 


Ridwan melanjutkan, potensi kebutuhan produk refraktori dan insulasi akan terus meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah terkait pembatasan ekspor bahan baku mineral.

Dia menilai kebijakan tersebut memacu munculnya berbagai industri smelter, seperti Nickel Smelter, Alumina Smelter, Cooper Smelter dan industri penunjang lainnya.

Di sisi lain, pembangunan proyek IKN juga akan meningkatkan kebutuhan Besi dan Baja di Indonesia yang sangat besar sehingga akan meningkatkan kebutuhan Refraktori pada berbagai Industri pengolahan besi dan baja.

Baca juga: Holding BUMN Farmasi Pesimistis Indonesia Bebas dari Bahan Baku Impor di 2025

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com