Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tebu Minta Jangan Buru-buru Ditambah

Kompas.com - 25/10/2011, 22:58 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para petani tebu meminta pemerintah tidak buru-buru menambah kuota impor gula sekalipun produksi tebu pada panen tahun ini turun 10-30 persen.

Sekalipun produksi tebu turun, efisiensi penggilingan tebu terus dilakukan sehingga bisa meningkatkan rendemen gula dalam tebu.

"Kami minta pemerintah jangan buru-buru mengimpor begitu mendengar produksi tebu turun. Kami akan lakukan perhitungan dan evaluasi pada akhir tahun ini," kata Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Sumitro Samadikoen, Selasa (25/10/2011) di Jakarta.

Sumitro mengatakan, pada panen pertama masuk giling awal produktivitas tebu turun 10 persen. Musim giling pertengahan turun 20 persen dan pada giling akhir turun 30 persen.

Meskipun produktivitas tebu turun, di beberapa wilayah seperti di PT Perkebunan Nusantara X, tebu yang produktivitasnya rendah ternyata masih mampu menghasilkan rendemen gula 9 persen. Dengan begitu, penurunan produktivitas tebu secara otomatis terkonversi peningkatan rendemen. "Harus diingat yang menghasilkan uang itu gulanya," katanya.

Sumitro mengilustrasikan, bila dalam 1 hektar lahan menghasilkan tebu 100 ton dengan rendemen 6 persen, sama artinya setiap 100 ton tebu menghasilkan 6 ton gula. Dengan melakukan efisiensi, rendemen gula yang pada tahun lalu 6 persen akan naik menjadi 7 persen.

Meskipun produktivitas tebu turun menjadi 90 ton per hektar, gula yang dihasilkan lebih besar daripada tebu dengan rendemen 6 persen. Dengan begitu, pendapatan petani juga naik.

Sumitro mengatakan, saat ini stok gula cukup. Indikasinya, harga lelang gula tertinggi bulan ini masih di bawah Rp 8.500 per kilogram. Produksi gula 2011 diperkirakan 2,57 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com