Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres "All Out" Dukung Program Indonesia Mengajar

Kompas.com - 01/11/2011, 15:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono mengatakan, pemerintah akan mendukung penuh program Indonesia Mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pelosok dan mengembangkan kepemimpinan.

"Saya kira ide semacam ini perlu kita dukung ’all out’ (secara penuh), apapun yang kita bisa lakukan, " kata Wakil Preside Boediono saat menerima para pengajar muda Gerakan Indonesia Mengajar di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (1/11/2011).

Menurut dia, dukungan pemerintah terhadap Gerakan Indonesia Mengajar jangan sampai justru membuat birokrasi mencampuri program tersebut. Sebab campur tangan birokrasi dalam program tersebut justru akan mengacaukan.

"Saya tahu visi atau semangat dari pendiri program Indonesia Mengajar tidak mau dicampurtangani oleh birokrasi atau yang lain lain, saya kira itu sangat bagus, dan saya minta mungkin birokrasi jangan ikut campur, nanti malah kacau," kata Wapres.

Menurut Wapres, dukungan tersebut bisa saja berupa dukungan kelancaran untuk mengurus berbagai hal yang dibutuhkan dan dalam melakukan aktifitas mengajarnya.

Wapres mengatakan, program ini selain berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dipelosok-pelosok daerah, juga mampu mengembangkan kepmimpinan di masa depan.

Menurut dia, dengan mengirimkan generasi muda di pelosok-pelosok untuk berkontribusi bagi masyarakat, akan mengembangkan sikap kepemimpinan yang dibutuhkan bangsa ini.

"Indonesia mengajar itu salah satu program kepemimpinan untuk menggodok pemimpin masa depan, salah satunya adalah dengan mengerti kehidupan di pelosok sana, mengerti kebutuhan amsyarakat di sana, mengerti bagaimana berkomunikasi dan mendengarkan kebutuhan di masyarakat grass root sana," kata Wapres.

Gerakan Indonesia Mengajar kembali memberangkatkan 47 pengajar muda untuk berpartisipasi dalam mendidik masyarakat di pelosok-pelosok Indonesia menyusul 123 pengajar muda sebelumnya.

Pendiri Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Anis Baswedan saat diterima Wakil Presiden di Istananya, Selasa, mengatakan para pengajar muda tersebut akan diberangkatkan Kamis (3/11/2011).

Mereka akan ditempatkan di daerah pelosok yaitu Kabupaten Bengkalis (Riau), Tulang Bawang Barat (Lampung), Paser (Kalimantan Timur), Majene (Sulawesi Barat) dan Halmahera (Maluku Utara).

Menurut Anis, Gerakan Indonesia Mengajar merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di berbagai pelosok tanah air terutama di daerah-daerah terpencil dengan menempatkan para pengajar muda berkualitas. Hal ini karena masih rendahnya kualitas guru di pelosok-pelosok daerah.

Sampai dengan saat ini, program Indonesia Mengajar telah menjangkau 18.003 siswa yang tersebar di 117 desa di 14 Kabupaten di 14 Provinsi.

Sementara itu, para pengajar Indonesia diseleksi dengan ketat sebelum diberangkatan. Pada seleksi kali ini terdapat 5.266 pendaftar, namun hanya terpilih 47 orang. Mereka yang terpilih merupakan sarjana dengan kualitas IPK minimal tiga, memiliki jiwa kepemimpinan, bersemangat untuk mengajar, mau ditempatkan ke pelosok selama setahun, berumur di bawah 25 tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com