Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Akan Evaluasi Kontrak-kontraknya

Kompas.com - 01/11/2011, 19:11 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif PT Freeport Indonesia (PT FI) Sinta Sirait menyatakan, perusahaan akan melakukan evaluasi terhadap kontrak-kontrak penjualan hasil produksinya, yakni tembaga dan emas.

Sinta mengatakan, evaluasi itu diperlukan karena perusahaan telah berhenti melakukan pengolahan sejak 22 Oktober 2011. Pengolahan tidak bisa dilanjutkan karena adanya kebocoran terkait dengan pemotongan pipa dalam aksi mogok para pekerja. Penghentian pengolahan itu juga dilakukan untuk mengantisipasi tekanan tinggi (high pressure) yang dapat berisiko terhadap keselamatan kerja.

Terkait hal berhentinya proses tersebut, kata Sinta, perusahaan pun telah mengumumkan status force majeure sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada pembeli. Menurut Sinta, perusahaan harus mendeklarasikan status tersebut berdasarkan kontrak yang ada.

"Kalau memang kita tidak lagi bisa mengolah, ya, kita tidak mau berspekulasi. Tapi tentunya kita akan mengevaluasi lagi kontrak-kontrak lainnya," ujar Sinta dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/11/2011).

Sinta enggan menyebutkan detail kontrak mana saja yang akan dievaluasi. Ia hanya menyampaikan evaluasi akan dilakukan secara reguler. PT Freeport terus berkomunikasi dengan pembeli mengenai penyesuaian jadwal pengiriman konsentrat. Selama belum bisa memenuhi jadwal pengiriman itu, Freeport akan tetap menetapkan status force majeure.

Pemotongan pipa yang menyalurkan bijih hasil penambangan ke pabrik pengolahan memaksa PT Freeport melakukan penambangan hanya di tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Jumlah hasil penambangan pun mengalami penurunan. Sinta enggan menyebutkan detail angka penurunan produksi. "Bisa dikatakan dalam level yang berkurang," ujarnya.

Sementara itu, Carl Tauran selaku Ketua Tim Perunding dari PTFI menyampaikan bahwa perbaikan pipa bisa memakan waktu sekitar satu bulan. Pipa itu kini sedang dikirim via kapal dari luar negeri untuk menggantikan pipa yang dipotong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com