Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Diburu, Rupiah Terpuruk

Kompas.com - 29/11/2011, 10:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Nilai tukar mata uang rupiah, Selasa (29/11/2011) pagi, turun 75 poin terhadap dollar AS dipicu masih pesimistisya pelaku pasar terhadap penyelesaian utang Eropa dan AS. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS antarbank Jakarta bergerak turun 75 poin ke posisi Rp 9.180 dibandingkan dengan  hari sebelumnya, Rp 9.105.

"Kondisi pasar yang masih bersikap pesimis atas masalah utang Eropa dan ekonomi AS masih menekan rupiah hari ini," kata analis Monex Investindo Futures di Jakarta.

Ia menambahkan, pelaku pasar uang terus melindungi posisi short-dollar. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap melakukan intervensi untuk melindungi rupiah agar tidak tertekan terlalu dalam.

Ia mengatakan, minat risiko sudah mulai meningkat, Bank Indonesia akan mengambil kesempatan untuk melakukan intervensi hari ini untuk mendekatkan mata uang ke kisaran Rp 9.000. "Namun, pelaku pasar masih bersikap waspada, mata uang dalam negeri tampaknya masih bergerak di kisaran sempit," ujar dia.
     
Ia mengatakan, dollar AS menguat terhadap mata uang dunia termasuk rupiah dengan persentase cukup besar yang menyiratkan khawatirnya pelaku pasar dengan kondisi pasar saat ini.

Apalagi, kata dia, harga emas juga tertekan yang menandakan saat ini pelaku pasar memburu dollar AS sebagai safe haven seperti yang terjadi pada 2008.

Ia mengemukakan, beberapa negara di zona euro juga diturunkan peringkat utangnya seperti Portugal yang diturunkan dari BBB- (triple B minus) menjadi BB+ (double B plus) dengan outlook negatif yang merupakan peringkat "junk" oleh Fitch.

Meski demikian, kata dia, awal pekan ini berembus isu bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) terlibat pembicaraan intensif dengan Italia mengenai kemungkinan pemberian bantuan kepada Italia. "Hal itu tentu saja membawa angin sejuk ke pasar mata uang, tetapi pernyataan dari Moody’s yang meragukan bahwa bantuan IMF dapat menolong Italia segera memberikan sentimen negatif," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com