Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Stabilitas Rupiah, BI Jual Valas

Kompas.com - 29/11/2011, 16:27 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia melakukan sejumlah intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar.  Salah satunya adalah BI melakukan intervensi dalam penjualan valuta asing (valas).

Hal ini dikemukakan oleh Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam diskusi dengan wartawan di Gedung Bank Indonesia, Selasa ( 29/11/2011 ).

"Di sini bahwa komitmen Bank Indonesia untuk stabilisasi di pasar valas dan stabilisasi nilai tukar itu terus dilakukan. Kita terus berada di pasar baik pasar valas maupun pasar obligasi pemerintah. Kita melakukan intervensi jual valas untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Dan, juga kita membeli SBN (Surat Berharga Negara) secara bilateral di pasar sekunder dalam beberapa waktu terakhir," terang Perry.

Perry mengatakan, krisis Amerika Serikat dan Eropa memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah. Tekanan ini tidak hanya semata dirasakan Indonesia. Menurut Perry, semua negara juga mendapatkannya.

BI pun harus menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah searah dengan perkembangan nilai tukar di kawasan.

Hasil dari intervensi BI, jelas dia, posisi rupiah masih lebih baik dibandingkan ringgit Malaysia, dollar Singapura dan won Korea. Tetapi tingkat depresiasi rupiah masih lebih besar dari baht Thailand dan peso Filiphina.

"Misalnya kalau kita lihat depresiasi rupiah dari 31 Agustus ke 25 November itu sekitar 5,8 persen. Terakhir-terakhir kan rupiah kemarin kan Rp 9.050-Rp 9.060," ucap Perry.

Sementara itu, pada periode yang sama depresiasi ringgit mencapai 6,7 persen, won sebesar 8 persen, dollar Singapura 8,2 persen. Sedangkan, baht hanya terdepresiasi 4,2 persen dan peso sebesar 3,2 persen. "Jadi tingkat depresiasi rupiah masih lebih kecil daripada mereka (dollar Singapura, ringgit, dan won)," tegas dia.

Terhadap hal ini, Perry mengingatkan, jangan diartikan stabilisasi nilai tukar bahwa rupiah harus menguat terus. Hal yang penting volatilitas nilai tukar rupiah yang tidak terlalu besar dan tingkat pelemahannya tidak terlalu buruk dengan apa yang terjadi di kawasan. "Refleksinya (stabilitasi nilai tukar) seperti itu," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com