Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Mengandalkan IMF

Kompas.com - 01/12/2011, 03:10 WIB

BRUSSELS, Rabu - Eropa menghadapi 10 hari krusial untuk menyelamatkan zona euro. Para menteri zona euro sepakat untuk meningkatkan jumlah dana talangan dan akan menggantungkan nasib kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Sementara Yunani akhirnya mendapatkan dana talangan keenam sebesar 8 miliar euro.

”Kita saat ini memasuki periode kritis selama 10 hari untuk menyelesaikan dan menyimpulkan mengenai langkah penanganan krisis Uni Eropa,” ujar Komisioner Ekonomi dan Moneter Olli Rehn di sela-sela pertemuan menteri keuangan Uni Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (30/11).

Selasa malam sebelumnya, para menteri keuangan Eropa sepakat membuat rencana lebih rinci mengenai dana talangan. Diputuskan untuk memperbesar daya mekanisme Stabilitas Finansial Eropa (EFSF). Namun, tidak diungkapkan akan ada tambahan seberapa besar dari dana saat ini yang sebesar 440 miliar euro. Mereka juga berharap IMF dapat memberikan bantuan dana meskipun belum jelas juga berapa dana yang dapat disediakan oleh IMF.

Sebanyak 17 menteri keuangan itu sepakat rencana tersebut untuk menjamin penerbitan obligasi yang akan digunakan untuk mendanai negara yang sedang kesulitan keuangan. Selain itu, akan diciptakan pula wahana baru untuk menarik investor dari luar Eropa untuk membeli obligasi terbitan zona euro. Kedua skema ini akan dilaksanakan pada Januari mendatang, ujar pemimpin menteri keuangan zona euro, Jean-Claude Juncker.

”Kami juga menyepakati untuk mengkaji kemungkinan peningkatan dana yang bersumber dari IMF. Hal ini seiring mandat dari pertemuan tingkat tinggi G-20 Cannes sehingga IMF dapat memberikan kekuatan baru bagi EFSF serta bekerja sama dengan semakin erat,” ujar Juncker lagi.

Namun, China dan perusahaan pengelola kekayaan negara enggan berinvestasi pada surat utang terbitan zona euro. Ketua EFSF Klaus Regling menyatakan tidak berharap ada komitmen dari investor besar dalam beberapa hari atau beberapa pekan ke depan. Dia juga tidak dapat menyebutkan berapa tepatnya dana yang akan ditingkatkan.

Kebanyakan analis sepakat hanya langkah radikal, seperti intervensi masif oleh Bank Sentral Eropa dalam membeli obligasi negara secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat menyelamatkan Eropa dari krisis.

Sementara mengundang keterlibatan IMF lebih dalam lagi untuk mendukung zona euro masih tidak jelas. Beberapa negara dengan perekonomian besar skeptis atas upaya Eropa mengundang negara lain agar membeli obligasinya.

AS, Jepang, dan negara Asia lainnya mendesak Eropa yang terlihat enggan membeli obligasi zona euro dan tidak memiliki komitmen menggunakan sumbernya sendiri untuk mengatasi krisis. Selain itu, Eropa juga masih harus berupaya mencegah penyebaran krisis utang ini serta melakukan langkah nyata dalam mereformasi fiskal dan ekonominya.

”Mantra barunya adalah ’Membangun Eropa dan Mereka Akan Memberikan Pinjaman’. Dalam arti, jika mereka berjanji, ECB akan bergerak menuju kesatuan fiskal dan bank sentral akan membeli obligasi pemerintah untuk menstabilkan pasar,” ujar Gary Jenkins, ekonom di Evolution Securities di London.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi Italia dan Spanyol melonjak menuju level berbahaya, hampir mencapai 8 persen. Ini merupakan rekor imbal hasil tertinggi setelah mata uang tunggal euro digunakan. Pasar saham juga melemah setelah pemeringkat Standard and Poor’s menurunkan peringkat utang perbankan kelas atas.

Setelah tertunda-tunda karena berbagai hal, seperti melesetnya target penghematan dan masalah politik dalam negeri, Yunani akhirnya mendapatkan dana 8 miliar euro.

”Saya sangat senang, pengucuran dana ini merupakan pertanda baik untuk Yunani. Saya sangat optimistis,” ujar Menteri Keuangan Yunani Evangelos Venizelos. (AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com