Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Tahun Bukan Berarti Tua

Kompas.com - 03/12/2011, 02:43 WIB

BENNY D KOESTANTO

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, disingkat Bumiputera, akan genap berusia satu abad pada 12 Februari 2012. Sebuah perjalanan panjang bagi perusahaan asuransi nasional pertama yang kini terkesan mulai ”lelah”.

Direktur Utama Bumiputera Dirman Pardosi menilai 100 tahun Bumiputera sebagai momen perbaikan diri. Bangkit lagi.

”Kami melihat ke belakang sekaligus ke depan. Umur yang tua tidak bisa dijadikan alasan untuk mundur atau terpuruk. Justru menimba semangat lebih dari perjalanan sebelumnya untuk maju dan menjangkau capaian-capaian lain di masa depan,” kata Dirman di Jakarta, Jumat (2/12).

Bumiputera mengundang perwakilan beberapa media massa, termasuk Kompas, untuk berdiskusi khusus dalam kelompok. Ia didampingi Direktur Sumber Daya Manusia Bumiputera Nirwan Daud dan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Bumiputera Ediani Noegrohowati.

Dirman mengaku tetap optimistis menghadapi persaingan yang semakin ketat, tak hanya dengan asuransi nasional, tapi juga asuransi asing yang semakin banyak jumlah dan ragam produknya. Selain tetap fokus dengan pasar asuransi di masyarakat kelas menengah ke bawah, Bumiputera juga akan menggarap masyarakat kelas menengah ke atas, baik untuk pasar ritel maupun korporasi.

”Bolehlah kita belajar dari ilmu padi, semakin merunduk dan berisi, asal tidak kemudian sakit punggung karena osteoporosis. Tapi, kita juga ingin seperti keladi, makin tua semakin menjadi dalam arti positif,” kata Dirman.

Didirikan di Magelang, Jawa Tengah, Bumiputera awalnya adalah wadah Persatuan Guru-guru Hindia Belanda untuk mengayomi nasib guru-guru bumiputera (pribumi). Salah satu kekuatannya adalah kepemilikan dan bentuk perusahaan yang unik. Berbeda dengan perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu, Bumiputera menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan usaha mutual atau usaha bersama. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang memercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota untuk mengawasi jalannya perusahaan.

Namun diakui Dirman, ciri khas itu tidak cukup menjadikan Bumiputera terus disegani di perasuransian. Mengaku telah berbenah sejak penambahan perusahaan asuransi baru tahun 1980-an, pangsa pasar Bumiputera cenderung turun lebih dari 50 persen di era itu menjadi kurang dari 10 persen saat ini dengan total 5,8 juta pemegang polis.

Berikut petikan wawancara tentang pandangan dan langkah-langkah strategis Dirman bersama Bumiputera jelang perayaan 100 tahun.

Dengan sejarah panjang, Bumiputera sampai ke era saat ini yang penuh persaingan. Bagaimana Bumiputera beradaptasi?

Bentuk dan ciri khas perusahaan kami memberi tanggung jawab lebih kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. Hal itu tetap akan kami lanjutkan. Namun, kami akan segera masuk ke bisnis unit link. Kita juga akan menjajaki kemungkinan asuransi perbankan meskipun kami tidak memiliki bank.

Pesaing-pesaing kita banyak fokus di situ (unit link). Lebih dari 90 persen pendapatannya dari situ. Unit link itu justru kemudian memberikan profit utama. Rencananya pada Februari 2012 akan diluncurkan. Kita sudah persiapkan segala sesuatunya. Unit link dikhususkan untuk pasar ritel.

Ada inovasi lainnya? Bagaimana caranya untuk meningkatkan citra Bumiputera?

Kami tidak ingin salah langkah sehingga malah kontraproduktif. Kami tengah fokus memperbaiki dari dalam, memperkuat, baru keluar. Asuransi bagaimanapun masih membutuhkan eye contact (tatap muka dengan calon nasabah) karena ada tataran kepercayaan emosional.

Perjalanan panjang sejarah kami tidak ada apa-apanya tanpa kemampuan kami mempertanggungjawabkan kepercayaan nasabah.

Kami tengah memperkuat komitmen itu sekaligus meningkatkan kemampuan agen. Saat ini Bumiputera punya 30.000 agen di mana 2.000 agen di antaranya tengah disiapkan untuk masuk ke unit link.

Soal perusahaan secara menyeluruh, kami siap melakukan rebranding (pemerekan ulang). Tunggu saja tanggal mainnya terkait hal itu. Kami siap muncul dengan semangat dan tekad baru untuk menjadi lebih baik.

Adakah angka target yang bisa dibagikan?

Target total pendapatan tahun ini adalah Rp 5,2 triliun atau tumbuh sekitar 5 persen dari tahun sebelumnya. Itu mencakup bisnis baru dan premi lanjutan. Hingga akhir kuartal ketiga sudah tercapai Rp 4 triliun. Tahun depan, dengan semangat dan tekad baru, kami optimistis akan mencapai target Rp 6,6 triliun. Target pertama unit link Rp 500 miliar. Pasar untuk dunia asuransi nasional masih sangat terbuka. Cakupan pasar asuransi secara nasional kita baru sekitar 1 persen dari total produk domestik bruto. Jadi kami tetap optimistis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com