Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Lebih Memilih Asuransi Tradisional

Kompas.com - 04/12/2011, 21:47 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Hendrisman Rahim, menyebutkan, masyarakat cenderung memilih produk asuransi jiwa tradisional ketimbang produk unit link yakni produk asuransi investasi. Pilihan ini terkait dengan situasi krisis global yang hingga kini belum pulih.

"Produk asuransi jiwa tradisional mengalami kenaikan yang luar biasa hingga kuartal III-2011. Hal itu sangat dimungkinkan karena di tengah situasi ekonomi luar negeri yang tidak menentu membuat masyarakat cenderung menempatkan perlindungan di sektor yang berisiko rendah, jika dibandingkan dengan produk unit link yang porsi investasinya mengikuti pergerakan naik-turunnya harga pasar di jangka pendek," ujar Hendrisman, dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Berdasarkan data AAJI, total premi hingga kuartal III tahun ini mencapai Rp 67 triliun. Tumbuh signifikan sebesar 32,81 persen dari periode yang sama tahun 2010. Dari jumlah itu, premi produksi baru mencapai Rp 47 triliun, di mana premi produksi baru untuk produk tradisional berjumlah Rp 22 triliun. Ada kenaikan signifikan untuk premi baru produk tradisional sebesar 66,43 persen dibandingkan kuartal III-2010.

Sementara, pertumbuhan premi produksi baru unit link hanya 22,36 persen. Sekalipun demikian, jumlah premi baru produk unit link tetap lebih besar dengan pencapaian Rp 25 triliun pada kuartal III-2011.

Tidak hanya sebatas peralihan produk asuransi. Krisis pun telah berpengaruh terhadap hasil investasi industri asuransi yang turun sebanyak 73,88 persen menjadi hanya Rp 4,2 triliun. Hingga kuartal III kemarin, penempatan investasi terbesar ditaruh pada saham dan obligasi, disusul oleh reksadana dan deposito.

"Komposisi penempatan investasi di masa sekarang ini memerlukan kejelian dan kehati-hatian yang tinggi dari para pelaku industri asuransi jiwa. Namun kami mengharapkan masyarakat, khususnya nasabah, tidak terpengaruh dengan fluktuasi jangka pendek yang terjadi. Karena pada hakikatnya asuransi jiwa bersifat jangka panjang, maka visi investasi pelaku industri juga seharusnya berjangka panjang," tambah Hendrisman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com