Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama LNG Tangguh dari Pak Harto

Kompas.com - 13/12/2011, 21:13 WIB
Subur Tjahjono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — BP, perusahaan kontraktor minyak dan bumi Inggris, menjadikan Lapangan Gas Tangguh, Papua Barat, sebagai bisnis inti perseroan.

Nama Tangguh ternyata berasal dari Presiden Soeharto tahun 1994. "Pak Harto ingin agar sumber daya alam ini tangguh," ujar Manajer Lapangan LNG Tangguh Ezhar Manaf saat menerima wartawan di kantor LNG Tangguh di Desa Tanah Merah, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (13/12/2011).

Sejak pengapalan pertama Juli 2009, LNG Tangguh telah mengirim gas alam cair sebanyak 189 kargo kapal tanker ke negara tujuan ekspor, yaitu China, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Utara.

BP mengajak sejumlah wartawan untuk meninjau lokasi anjungan gas di perairan Teluk Bintuni dan kilang pengolahan gas alam cair yang terletak di Desa Tanah Merah.

Dari Jakarta, untuk menuju ke lokasi, rombongan menggunakan pesawat Garuda Indonesia, Senin malam, ke Biak selama lima jam. Dari Biak menggunakan pesawat baling-baling Dash milik Travira Air selama sejam ke Bandara Babo (Teluk Bintuni). Kemudian, dari Babo perjalanan dilanjutkan dengan kapal cepat sejam.

Tangguh LNG adalah salah satu tiga penghasil utama (hub) LNG di Indonesia bersama Arun di Aceh dan Bontang di Kalimantan Timur. Dari sisi jumlah kilang gas alam cair (train), yang terbesar adalah LNG Bontang yang punya 8 kilang, LNG Arun 6 kilang, dan LNG Tangguh 2 kilang.

Manajer Strategi dan Urusan Umum BP Indonesia Desy Unidjaja menjelaskan, saat ini BP telah berinvestasi 7 miliar dollar AS. Selain itu, BP juga berkomitmen menambah investasi 10 miliar dollar AS untuk 10 tahun ke depan. Investasi tersebut digunakan untuk pengembangan eksplorasi di Indonesia Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com