Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Kompas.com - 11/05/2024, 12:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROBLEM industri penerbangan global dan juga nasional Indonesia saat ini salah satunya adalah ketersediaan suku cadang atau spareparts pesawat.

Ketersediaan spareparts pesawat terganggu dalam proses supply chain, baik dari sisi penyediaan bahan baku maupun supply chain untuk spareparts yang sudah jadi.

Hal ini karena adanya konflik geopolitik global seperti perang Rusia-Ukraina, krisis di Timur Tengah, di Laut China Selatan dan lainnya.

Banyak bahan baku spareparts pesawat yang berasal dari daerah-daerah tersebut. Dampaknya, ketersediaannya ikut terganggu dan harganya juga ikut naik.

Akibat terganggunya ketersediaan spareparts tersebut, banyak pesawat yang saat ini terpaksa harus menunggu lama di bengkel.

Bahkan untuk pesawat jenis tertentu seperti ATR, sekitar 50 persen dari total jumlahnya masih tidak boleh terbang karena belum memenuhi syarat kelaikudaraan.

Di pesawat ada syarat go and no go item. Artinya ada item (spareparts) yang harus dipenuhi agar pesawat bisa go atau terbang. Jika tidak dipenuhi, maka pesawat harus no go atau tidak boleh terbang.

Berkurangnya jumlah spareparts juga menjadi salah satu penyebab tingginya harga jual tiket pesawat. Sesuai prinsip ekonomi, harga akan naik jika ketersediaan barang sedikit dan permintaan banyak.

Namun ini hanya salah satu penyebab saja, karena ada beberapa penyebab lain harga tiket tinggi. Misalnya, komponen biaya yang naik seperti harga avtur, biaya sewa pesawat, harga spareparts, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan yang lainnya.

Part Manufacturer Approval

Industri penerbangan Indonesia saat ini lebih banyak menggunakan pesawat dari luar negeri, sehingga terkena dampak dari krisis ketersediaan spareparts pesawat. Pasalnya, hampir semua spareparts-nya harus diimpor.

Belum banyak industri di dalam negeri yang menyediakan spareparts pesawat dengan berbagai alasan. Padahal sebenarnya spareparts pesawat ini juga bisa diproduksi oleh pabrikan di dalam negeri dengan skema Part Manufacturer Approval (PMA).

Part Manufacturer Approval (PMA) adalah proses di mana perusahaan yang tidak memproduksi komponen pesawat asli memperoleh persetujuan dari otoritas penerbangan sipil setempat untuk memproduksi atau memasok suku cadang tersebut dan digunakan dalam pesawat terbang.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) memang tidak mempunyai aturan terkait PMA, baik dari Annexs maupun Standar dan Rekomendasi Praktik Internasional (SARPs).

Namun, ICAO memberikan pedoman standar keselamatan dan keamanan penerbangan untuk diimplementasikan oleh masing-masing otoritas penerbangan sipil.

Hal inilah yang kemudian memunculkan PMA di berbagai negara termasuk di Amerika Serikat melalui aturan dari Federal Aviation Administration (FAA) sebagai otoritas penerbangan sipil negara tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com