Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Produsen Kakao Ke-3 Terbesar, tetapi Dicibir Dunia

Kompas.com - 23/12/2011, 15:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia tercatat sebagai produsen ketiga terbesar di dunia untuk komoditas kakao. Namun, hal ini tidak dibarengi dengan baiknya kualitas kakao, yang berdampak pada dicibirnya kakao asal Indonesia di pentas dunia.

"Indonesia adalah produsen kakao nomor tiga di dunia, dalam hal kuantitas. Tapi dalam hal kualitas, kita nomor tiga dari bawah, bahkan tidak ada nomornya. Bahkan kita kalah dengan Papua Niugini dari segi kualitas," kata Sutanto Abdullah dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember dalam Konferensi Pers Peluncuran 500 Standar Nasional Indonesia (SNI) di Kantor Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta, Kamis (22/12/2011).

Untuk diketahui, produksi biji kakao tahun ini diprediksi turun sekitar 30 persen dibandingkan pada 2010, atau dari 575.000 ton menjadi 420.000 ton. Sementara itu, kapasitas produksi kakao olahan pada tahun ini adalah 600.000 ton, dengan produksi biji kakao sebanyak 420.000 ton.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sebetulnya sudah ada standar SNI mengenai kakao sebagai tolok ukur membuat produksi berkualitas terbaik. Paling tidak, SNI yang sudah diterbitkan adalah mengenai biji kakao dan bubuk kakao. Selanjutnya akan segera ada SNI mengenai lemak kakao.

Keengganan pelaku industri Kakao dalam menerapkan SNI dinilainya menjadi kata kunci sehingga kakao Indonesia masih belum dapat berbicara banyak dan bersaing dengan negara lain di dunia.

Namun, ia juga melihat bahwa persoalan terdapat pada standar yang sudah ada tersebut, seperti untuk biji kakao masih belum menjadi SNI wajib. "Kami, di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, sudah mencoba untuk mendorong bagaimana SNI ini untuk biji kakao ini diterapkan secara wajib. Masih banyak pihak yang mungkin tidak setuju, bagaimana nanti begini dan nanti kalau sudah masuk SNI mau dikemanakan, dan segala macam," ungkapnya. (Srihandriatmo Malau)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com