Jakarta, Kompas
”Pembangunan fasilitas itu ditargetkan tuntas tahun 2013. Pemanfaatan terminal itu akan membantu dalam memperkuat ketahanan stok BBM (bahan bakar minyak) nasional,” kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun, Selasa (27/12), di Jakarta.
Kebutuhan investasi pembangunan terminal BBM itu mencapai 50 juta dollar AS (sekitar Rp 450 miliar). ”Pendanaan pembangunan terminal BBM ini berasal dari kas internal PT Pertamina,” kata Harun.
Sarana dan fasilitas terminal BBM yang akan dibangun di Pulau Sambu antara lain kawasan dan gudang berikat berkapasitas 300.000 kiloliter serta tiga dermaga dengan kapal berbobot mati maksimal 100.000 ton dan jarak vertikal garis air sampai dengan lunas kapal (draft) maksimal 18 meter. Fasilitas lain adalah perkantoran serta sarana keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan.
Pembangunan terminal ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian pemanfaatan terminal BBM Pulau Sambu antara PT Pertamina dan Pertamina Energy Services Pte Ltd, anak perusahaan PT Pertamina.
Kesepakatan itu ditandatangani Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan dan Presiden/Direktur Pelaksana Pertamina Energy Services Pte Ltd Nawazir pada 22 Desember 2011. Sebelumnya, penandatanganan perjanjian awal (head of agreement) dilaksanakan kedua perusahaan pada 7 Juli 2011.
Sarana dan fasilitas terminal BBM Pulau Sambu akan melayani beberapa kegiatan, yaitu penerimaan material BBM ke kawasan berikat, penimbunan, penyaluran ke luar kawasan berikat, dan pencampuran (blending). Terminal BBM Pulau Sambu akan mengelola BBM milik Pertamina Energy Services Pte Ltd.
Selain memperkuat ketahanan stok nasional, pembangunan terminal BBM itu diharapkan dapat mengoptimalkan potensi Pulau Sambu sebagai sentra bisnis BBM di kawasan regional.
Nawazir berharap kerja sama ini dapat mendorong Pertamina Energy Services Pte Ltd makin percaya diri sebagai pelaku bisnis BBM di Asia Tenggara.