Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabu Mudah Masuk Lewat Tanjung Priok

Kompas.com - 04/01/2012, 03:08 WIB

Jakarta, Kompas - Sebanyak 26,8 kilogram sabu kualitas baik senilai lebih dari Rp 50 miliar diselundupkan Abdul Kadir dan Musrianto dari Kepulauan Riau ke Jakarta lewat Pelabuhan Tanjung Priok. Penyelundupan sabu ini merupakan penyelundupan dalam jumlah terbesar di Jakarta.

Penyelundupan sabu dalam jumlah besar pada tahun 2011 hanya 15 kilogram, yaitu dari Iran ke Jakarta dengan kargo melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara penyelundupan dalam jumlah besar melalui Bandara Soekarno-Hatta terjadi pada September, sebanyak 17,9 kilogram. Itu pun gabungan dari tiga kasus penyelundupan dari luar negeri yang terjadi dalam sepekan.

Ironisnya lagi, Abdul Kadir dan Musrianto yang mengaku sebagai kurir ini sudah tiga kali menyelundupkan sabu dari Kepulauan Riau ke Jakarta dengan menumpang kapal.

Kedua kurir itu mengangkut sabu dari Pelabuhan Kijang, Bintan, Kepulauan Riau, dengan menumpang Kapal Motor Lambelu. Mereka ditangkap aparat Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok yang sedang bertugas dalam tim keamanan Natal dan Tahun Baru 2012.

Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Asep Safrudin, didampingi Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar, Selasa (3/1), mengatakan, kedua kurir itu diringkus saat keluar dari terminal penumpang pada Jumat pekan lalu.

”Setelah dimintai keterangan, mereka mengaku sabu itu akan dijual untuk perayaan Tahun Baru di Jakarta,” katanya.

Menurut Asep, kedua kurir itu diperintahkan JH yang masih buron. Baik kurir maupun JH bermukim di Kepulauan Riau. Seperti aksi sebelumnya, kedua kurir tersebut mengangkut sabu dengan menumpang kapal, sementara JH menumpang pesawat dari Kepulauan Riau ke Jakarta.

Dalam aksinya kali ini, kurir dan JH rencananya bertemu di Hotel Sepinggan yang berada tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, saat dilacak ke hotel tersebut, sepertinya JH telah mengetahui kedua kurirnya ditangkap polisi sehingga keberadaannya sampai saat ini belum diketahui.

Selain JH, kata Asep, ada seorang lagi yang menjadi target operasi terkait kasus ini, yakni PR. Menurut pengakuan kedua kurir itu, rencananya JH akan menjual sabu itu kepada PR.

”Kasus ini masih terus kami kembangkan, dan JH serta PR menjadi target operasi kami,” ujarnya.

Diduga dari Malaysia

Kepala Satuan Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Tugiyono menduga

sabu kualitas nomor satu tersebut dibuat di Malaysia. Jaringan peredarannya diperkirakan dari Malaysia ke Pulau Batam dan Kepulauan Riau, kemudian diedarkan di Jakarta.

”Untuk selanjutnya, pengawasan di terminal kedatangan Pelabuhan Tanjung Priok ini akan kami perketat,” tuturnya.

Sementara Manajer Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok Suswibowo mengatakan, terminal kedatangan memang tak dilengkapi alat pemeriksaan barang, seperti sinar-X. Alat itu hanya dipasang di terminal keberangkatan.

Sesuai dengan prosedur, katanya, pengawasan pada penumpang dan barang bawaan diterapkan di pelabuhan keberangkatan, sementara pelabuhan tujuan hanya menerima penumpang yang datang.

”Karena prosedurnya seperti itu, diasumsikan pemeriksaan barang bawaan penumpang sudah berjalan di pelabuhan keberangkatan,” paparnya.

Namun, menurut Suswibowo, pihaknya tak menolak kalau ada pihak yang akan memberikan bantuan sinar-X untuk terminal kedatangan Pelabuhan Tanjung Priok. Seperti tahun 2010, Badan Narkotika Nasional (BNN) berjanji akan memberikan alat itu untuk Pelabuhan Tanjung Priok, tetapi sampai saat ini belum juga ada realisasi.

BI diimbau

Di tempat lain, kemarin, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Luyono dengan hukuman penjara 1 tahun 2 bulan. Luyono merupakan terdakwa pencucian uang narkoba.

Luyono adalah pemilik usaha penukaran uang. Ia sudah sering mengirim dan menukar mata uang hasil penjualan narkoba yang dikendalikan jaringan Suria Bahadur Tamang alias Boski alias Kiran alias David.

Boski mengendalikan bisnis narkobanya dari balik Lapas Pasir Putih, Nusakambangan. BNN mengungkap kegiatan Boski pada 5 Januari tahun lalu. Dari tempat itu, petugas BNN menyita lebih dari 4 kilogram sabu, 895 gram heroin, uang tunai sedikitnya Rp 2 miliar, uang dollar AS senilai Rp 189.458, uang tunai 5 ringgit Malaysia, 7.400 riyal, serta buku tabungan dan kartu ATM dari sejumlah bank swasta nasional.

Selama berbisnis dengan Boski dan kawan-kawan, Luyono tidak pernah melaporkan transaksi uang ke Bank Indonesia (BI).

”Oleh karena itu, saya mendesak BI agar lebih ketat mengawasi bisnis valas,” kata Direktur Narkotika Alami Brigadir Jenderal (Pol) Benny Joshua Mamoto, kemarin.

Benny Joshua memperkirakan, selama dua tahun terakhir, pelaku pengendali bisnis narkoba berskala besar yang berada di balik penjara mencuci uang hasil kejahatannya melalui usaha penukaran uang. (MDN/WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com