Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petambak Nekat Sambung Jaringan Listrik

Kompas.com - 10/01/2012, 03:11 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Ratusan petambak plasma PT Aruna Wijaya Sakti di Tulang Bawang, Lampung, nekat menyambung jaringan listrik PLN ke areal tambak. Mereka melakukan secara sepihak tanpa persetujuan perusahaan ataupun PT PLN.

Pemasangan jaringan listrik PLN oleh petambak dilakukan sejak 5 Januari hingga Senin (9/1). Mereka memasang instalasi kabel listrik sepanjang 5 kilometer, dari depan pintu gerbang kawasan pertambakan PT AWS ke wilayah perkampungan terdekat, yaitu Kampung Bumi Dipasena Mulya.

Cara itu dilakukan karena sejak akhir November 2011, listrik PLN sudah berada di pintu gerbang tambak eks Dipasena Citra Darmaja di Rawajitu Timur, tetapi belum bisa dimanfaatkan petambak.

Petambak mengambil aliran listrik PLN di Rawajitu dari gardu induk Menggala, Tulang Bawang, sejauh 109 kilometer. Padahal, PT PLN menghabiskan Rp 13,6 miliar guna membangun jaringan listrik hingga ke lokasi itu.

”Kami (petambak) berinisiatif memasang sendiri jaringan listrik. PLN tidak berani karena terhambat sikap perusahaan yang ngotot minta imbalan dari pemakaian jaringan,” ujar Marhusin, wakil petambak plasma, kemarin.

Bekas instalasi

Kabel listrik yang terpasang sepanjang 5 kilometer itu diambil dari bekas instalasi listrik di sepanjang kanal pembuangan di wilayah itu. ”Kabel itu sisa jaringan yang belum sempat dipereteli PT AWS karena warga menjaga setiap malam,” ujar Sumardi, petambak lain.

Aliran listrik PLN dibutuhkan petambak di Bumi Dipasena. Sebab, sejak Mei 2011, aliran listrik yang sebelumnya disuplai dari pembangkit listrik milik AWS diputus, menyusul konflik kemitraan antara perusahaan dan petambak.

Akibatnya, sebanyak 7.512 keluarga petambak hidup tanpa layanan listrik memadai. Menurut Ari Suharso dari Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu (P3UW), dari 7.512 keluarga petambak, hanya 20 persen di antaranya yang bisa mengakses layanan listrik swadaya.

”Sebagian besar patungan membeli genset. Bantuan dari pemerintah hanya 100 unit sehingga tidak cukup. Apalagi pasokan BBM tak lancar, maka harga solar tinggi,” ujatnya.

Petambak juga telah menemui Bupati Tuba Abdurachman Sarbini supaya mendesak PT AWS merelakan aset jaringan listriknya dikelola pemerintah setempat atau PT PLN tanpa imbalan.

Manajer Bidang Perencanaan PLN Wilayah Lampung Romantika menyayangkan ketidaksabaran petambak yang memasang sendiri jaringan listrik. (JON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com