Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Indonesia, Titik Terang di Tengah Ketidakpastian

Kompas.com - 08/02/2012, 11:52 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Bank Dunia baru untuk Asia Timur dan Pasifik Pamela Cox memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat serta komitmen negara ini terhadap reformasi institusional. Ekonomi Indonesia dapat tetap tumbuh sekalipun kondisi dunia sedang tidak bagus seiring dengan krisis utang yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.

"Di masa yang penuh ketidakpastian ini, pertumbuhan Indonesia yang ulet menjadikannya salah satu titik cerah di dunia. Kembalinya Indonesia ke peringkat investasi diharapkan dapat menarik investasi di bidang infrastruktur, sehingga tercipta lapangan kerja dan pertumbuhan inklusif yang lebih bermanfaat bagi warga Indonesia. Bank Dunia siap untuk terus bekerjasama dengan Indonesia dalam mengatasi tantangan pembangunan ini," ujar Pamela, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/2/2012).

Pamela sendiri sedang mengunjungi Indonesia selama dua hari ini. Selama kunjungan dua hari ini, ia melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Boediono, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Negara Perencanaan Pembagunan Nasional, Armida Alisjahbana dan Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kuntoro Mangkusubroto.

Tidak hanya bertemu pemerintah, Pamela juga berkesempatan untuk mempelajari tantangan dan tujuan pembangunan Indonesia melalui interaksi dengan sejumlah pengambil keputusan seperti dari akademisi, media hingga sektor swasta. "Bank Dunia dan Indonesia memiliki hubungan kemitraan yang erat dan sangat penting selama 60 tahun terakhir. Kunjungan pertama saya ke Indonesia sejak menduduki posisi ini telah memberikan masukan yang sangat berharga tentang bagaimana Bank Dunia dapat terus mendukung Indonesia mewujudkan reformasi institusional. Kita terus berkomitmen untuk menjadi mitra Indonesia dalam menawarkan solusi praktis untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunannya, termasuk pengurangan kemiskinan, pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, lingkungan hidup dan tata kelola pemerintahan," tambah Pamela.

Untuk diketahui saja, sebelumnya Pamela bekerja sebagai Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Amerika Latin dan Karibia. Dalam posisi tersebut ia memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan inklusif di negara-negara perekonomian berkembang, sekaligus menyediakan pelayanan finansial dan teknis yang inovatif dan praktis.

Ia diharapakan membawa keahliannya dalam manajemen risiko bencana yang telah sukses diterapkan di Amerika Latin dan Karibia. Hal ini menjadi sangat relevan untuk Asia Timur sebagai kawasan yang sangat rentan terhadap risiko bencana alam. Selaku Wakil Presiden untuk Asia Timur dan Pasifik, Pamela memimpin staf di 22 negara dan bertanggung jawab atas portfolio pinjaman sebesar 29,7 miliar dollar AS. Pinjaman Bank Dunia untuk kawasan di tahun anggaran 2012 mencapai 6,7 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com