Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menneg BUMN Dahlan Iskan Dukung Dirut Merpati

Kompas.com - 08/02/2012, 15:21 WIB
R. Adhi Kusumaputra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, memberi dukungan dan kepercayaan penuh kepada Dirut Merpati Sardjono Jhonny Tjitrokusumo, untuk melakukan revitalisasi dan mendapatkan kembali kepercayaan publik, terhadap maskapai penerbangan nasional PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), yang sempat terpuruk.

Dengan cairnya Penyertaan Modal Negara (PNM) sebesar 561 miliar rupiah, pihak Merpati optimis akan mampu memperbaiki kinerja, mulai dari revitalisasi pesawat, penambahan jumlah armada, serta pembenahan manajemen.

“Tentu saja dengan cairnya PNM, bukan saja bisa digunakan untuk bridging saat proses perbaikan menyeluruh, melainkan menjadi semangat baru bagi pengelolaan yang ditandai dengan komitmen penuh kebangkinan Merpati, sekaligus tonggak kebangkitan Merpati,” tandas Dirut Merpati Sardjono Jhonny Tjitrokusumo, Rabu (8/2/2012) di Jakarta dalam siaran persnya.

Walau mengalami keterlambatan penerimaan hampir 9 bulan dari bulan Maret 2011 ke Desember 2011, dan sempat berdampak buruk atas berbagai rencana bisnis (bussiness plan) yang sudah dituangkan dalam rangka pembenahan dan kebangkinan maskapai penerbangan Merpati, tetapi pihak manajemen tetap menjalankan strategi bertahan atau surviving strategy, melalui skala prioritas.

Memang tidak terlalu banyak pergerakan dalam upaya perbaikan kinerja Merpati, sebelum turunnya dana PNM pada 30 Desember 2011 lalu. Namun Merpati membuktikan mampu tetap bernafas dan menjalankan operasional sebagaimana mestinya, sekaligus mengoptimalkan revenue dan meminimalkan biaya operasional sebisa mungkin.

“Dengan upaya yang optimal, kami juga bernegosiasi dengan pihak lessor dan para vendor Merpati, hingga akhirnya dana PNM 561 miliar direalisasikan pemerintah. Tentu saja semua ini tidak lepas dari dukungan dan komitmen Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, yang terus memberi semangat di tengah rasa frustrasi yang sempat menyelimuti, mengingat himpitan beban bsar yang harus ditanggung maspakai ini,” ujar Jhonny.

Keterlambatan dari realisasi PNM terhadap Merpati, memang sempat menimbulkan rasa curiga pihak direksi kepada pemerintah, yang seolah tidak memberikan kepercayaan penuh untuk mengelolan dana 561 miliar rupiah, yang sebenarnya terasa minim dengan kondisi Merpati yang harus menutupi banyak kewajiban.

Misalnya dengan adanya penundaan selama 9 bulan juga mengakibatkan Merpati sempat terlibat banyak pinjaman hingga 250 miliar rupiah, bahkan Dirut Merpati Jhonny sempat berniat untuk mengundurkan diri. Tetapi niat Menteri BUMN Dahlan Iskan, untuk membangkitkan dan merevitalisasi Merpati, akhirnya mendapat dukungan penuh dari seluruh direksi dan karyawan.

“Pak Dahlan sendiri sangat terharu melihat soliditas dan kekompakan yang luar biasa sesama karyawan dan direksi. Apalagi beliau sangat menyadari, keterpurukan yang kini dialami Merpati, bukanlah sepenuhnya datang dari mereka yang kini berada di perusahaan maskapai Merpati,” ujar Jhonny.

Menurut Jhonny, memang ada kesalahan masa lalu dalam mengelola PT Merpati Nusantara Airlines, namun hal tersebut kini menjadi cambuk bagi seluruh karyawan dan direksi Merpati, agar maskapai nasional ini bisa kembali terbang tinggi.

“Komitmen kami adalah, tidak mau menyianyiakan kepercayaan yang diberikan oleh negara, untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Nusantara. Kami juga optimis, bukan saja mengembalikan era keemasan Merpati, tetapi sejarah akan membuktikan Merpati akan tetap mengepakkan sayapnya, terbang tinggi di angkasa,” janji Jhonny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com