Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Realisasikan Sentra Industri Rotan

Kompas.com - 22/02/2012, 03:26 WIB

Mamuju, Kompas - Pasca-pelarangan ekspor rotan sebagai bahan baku furnitur, komitmen pemerintah pusat dalam mengembangkan sentra industri rotan di daerah penghasil rotan siap direalisasikan. Untuk itu, program transmigrasi berbasis industri rotan dijanjikan pemerintah akan mulai dilakukan pertengahan tahun 2012.

Hal itu terungkap dalam dialog pengusaha dan pemerintah yang dipimpin Gubernur Sulawesi Barat H Anwar Adnan Saleh di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (21/2). Dialog yang sebagian besar diikuti pegawai negeri sipil itu menghadirkan Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Selain menuntut pengembangan sentra industri rotan, berbagai persoalan terkait dengan perdagangan rotan sempat dilontarkan pengusaha rotan. Mereka memandang pemerintah pusat masih memfokuskan pengembangan industri rotan di Pulau Jawa.

Hidayat mengatakan, pengembangan sentra industri rotan akan diarahkan ke luar Pulau Jawa. Kalau selama ini transmigrasi berbasis lahan pertanian, ke depan transmigrasi akan berbasis daya dukung mesin-mesin produksi.

”Pertengahan tahun 2012, sebanyak 50 keluarga akan mengikuti transmigrasi ke daerah penghasil rotan di Katingan, Kalimantan Tengah. Program semacam ini juga membutuhkan komitmen kepala daerah sebab selama dua tahun, pemerintah akan membantu biaya kehidupan peserta transmigrasi ini,” kata Hidayat.

Dalam pandangannya mencari solusi atas pelarangan ekspor, Menteri Perdagangan lebih menekankan nilai tambah yang harus dikejar dari bahan baku rotan. Yang terpenting, penyerapan bahan baku harus dilakukan secara konsisten, kemudian diikuti dengan pembangunan sentra- sentra industri rotan di daerah penghasil rotan.

”Kita juga harus peka terhadap desain mebel rotan yang selama ini sudah ketinggalan zaman. Juga, kita tidak boleh mengabaikan keramahan lingkungan dan kelestariannya. Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan pasca-larangan ekspor rotan, ekspor mebel rotan sudah mencapai 27 juta dollar AS. Ini hampir sama dengan ekspor sepanjang tahun 2011 sebesar 32 juta dollar AS,” ujar Gita.

Alibas, pengusaha kecil pengolah rotan setengah jadi, mengatakan, “Selama 30 tahun mengelola rotan mentah menjadi rotan setengah jadi, kami hanya bermitra dengan eksportir. Selama ini, saya kesulitan mencari pasar di dalam negeri karena konsumen lokal hanya mau membeli rotan berkualitas dan ukuran tertentu.”

Di samping itu, kata Alibas, harga pembelian rotan juga rendah, tidak sebanding dengan biaya pengambilan dari hutan, pengolahan setengah jadi, hingga biaya distribusi. Yang paling parah, jangka waktu pembayaran butuh waktu 1-2 bulan.

”Sebaiknya eksportir membayar tunai,” ujarnya. (OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com