Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT DI Incar Sertifikasi Airbus

Kompas.com - 18/03/2012, 16:54 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Kinerja dan prestasi positif ditunjukkan PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan mengantongi 20 sertifikat yang diberikan beberapa lembaga pemberi lisensi.

"Ini dapat memberikan efek positif bagi kami, khususnya dalam mengembangkan pasar internasional," kata Rakhendi dari Humas PT DI, lembaga BUMN yang bergerak dalam industri pesawat terbang, Sabtu (17/3/2012).

Setelah berhasil mengantongi sertifikat-sertifikat itu, ujar Rakhendi, pihaknya membidik sertifikasi dalam hal perawatan Airbus A-320. "Kami berkeyakinan tahun ini PT DI dapat memperoleh sertifikat Airbus A-320," ujar Rakhendi.

Menurut Rakhendi, apabila sudah memperoleh sertifikat Airbus A-320, PT DI bisa melakukan perawatan pesawat berbadan besar tersebut. Di Indonesia, Airbus A-320 menjadi andalan AirAsia Indonesia.

Rakhendi mengatakan, PT DI mengantongi 20 sertifikat yang didapat setelah menjalani audit. Pelaksanaan audit, kata Rakhendi, ada yang berlangsung setiap semester atau 6 bulan satu kali, tiap tahun, dan setiap 3 tahun.

Dikatakan Rakhendi, ke-20 sertifikat itu menunjukkan bahwa PT DI memenuhi syarat sebagai sebuah industri pesawat terbang yang berskala internasional. Selain itu, ujar Rakhendi, 20 sertifikat itu menjadi sebuah fakta yang menunjukkan lembaga yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) tersebut punya komitmen kuat untuk melakukan pemeliharaan dan menjaga kualitas produknya.

Menurut Rakhendi, karena bergerak dalam bidang industri pesawat yang tidak hanya memproduksi tetapi juga melakukan perawatan, pihaknya harus memenuhi persyaratan wajib yang ditetapkan Direktorat Keselamatan Udara.

Sertifikat-sertifikat yang sudah dikantongi PT DI, sebutnya, antara lain, pengoperasian pesawat udara (DKUPPU/DGCA-I) untuk tipe pesawat sipil. Selain sertifikat itu, ujar Rakhendi, pihaknya pun memperoleh sertifikat militer yang diterbitkan Indonesian Military Aircraft Authority (IMAA).

Sertifikat militer itu, kata Rakhendi, diperoleh setelah memenuhi sejumlah persyaratan sistem kualitas standar internasional. Untuk proses pengerjaan produk, ujar Rakhendi, sertifikatnya diterbitkan National Aerospace and Defence Contractor Accreditation Program (NADCAP) dan Performance Review Institute (PRI). "Itu menunjukkan bahwa kami memenuhi syarat keselamatan dunia penerbangan," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com