Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kendaraan Cepat Pulih

Kompas.com - 20/03/2012, 05:34 WIB

Jakarta, Kompas - Kebijakan Bank Indonesia mengatur besar uang muka kredit kendaraan bermotor akan berakibat penurunan pemberian kredit kendaraan bermotor dalam jangka pendek dalam beberapa bulan ke depan. Namun, kondisi tersebut akan segera membaik kembali.

”Semester depan sudah pulih,” kata Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, A Tony Prasetiantono di Jakarta, Senin (19/3).

Kebijakan BI secara tegas akan mengatur uang muka minimum kredit kendaraan bermotor, yakni 25 persen dari harga jual untuk kendaraan roda dua dan 30 persen untuk kendaraan roda empat. Khusus kendaraan roda empat keperluan produktif, uang muka minimum sebesar 20 persen dari harganya.

Menteri Keuangan juga menerbitkan peraturan secara bersamaan dengan BI untuk pembelian kendaraan menggunakan fasilitas pembelian dari perusahaan pembiayaan. Uang muka minimum pembelian kendaraan roda dua sebesar 20 persen, sedangkan roda empat nonproduktif 25 persen. Sementara pembelian kendaraan roda empat produktif dikenai uang muka minimum 20 persen dari harga jualnya (Kompas, 19/3).

Menurut Tony, pemberian kredit dalam pembelian kendaraan bermotor akan pulih kembali karena ada 130 juta kelas menengah di negeri ini, jumlah yang sangat besar. Mereka ini yang membelanjakan 2 dollar AS (sekitar Rp 19.000) sampai 20 dollar AS per hari. Mereka inilah potensi amat besar pembeli sepeda motor dan mobil.

Sementara kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) sudah pasti akan menurun sehingga dampaknya positif.

Direktur Hubungan Masyarakat General Motors (GM) Indonesia Maria Sidabutar dalam peluncuran mobil MPV New Chevrolet Orlando di Jakarta, Senin, mengatakan, GM Indonesia mendukung kebijakan pemerintah yang mengedepankan kepentingan umum, pelaku usaha, dan mendorong iklim usaha yang kompetitif.

Dalam kaitan kebijakan pembayaran uang muka, GM Indonesia percaya, hal itu bertujuan mewujudkan iklim kredit yang sehat dan bertanggung jawab.

”Konsumen akan terdorong untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan pembiayaan yang ada, yang sesuai dengan kenyamanan maupun kemampuan keuangan dalam menentukan pola pembayaran pembelian kendaraan mereka,” kata Maria.

Pembelian sepeda motor di Indonesia dengan kredit mencapai 75 persen. Dari total pembelian secara kredit tersebut, sekitar 50 persen memanfaatkan lembaga pembiayaan dengan uang muka di bawah 10 persen. Sementara 25 persen mampu membayar uang muka 10-15 persen.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Lukman mengatakan, ”Kebijakan BI yang akan mengatur besaran uang muka pembelian sepeda motor diperkirakan akan menurunkan tingkat penjualan sepeda motor. Kondisi itu bakal berdampak pada tingkat produktivitas pembuatan sepeda motor.” (OSA/PPG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com