Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghematan BBM Tidak Efektif

Kompas.com - 06/05/2012, 17:38 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah akan mengeluarkan beberapa kebijakan penghematan bahan bakar minyak bersubsidi setelah menunda pembatasan BBM bersubsidi sebelum akhir Mei nanti.

Namun, beberapa program penghematan itu dinilai tidak berdampak signifikan dalam menekan konsumsi BBM bersubsidi sehingga kuota BBM bersubsidi dalam APBN Perubahan 2012 diperkirakan tetap jebol.

"Kalaupun pembatasan BBM bersubsidi tidak dibatalkan atau tetap diberlakukan, kuota BBM bersubsidi tetap akan jebol," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (Reforminer Institute) Pri Agung Rakhmanto, Minggu (6/5/2012), di Jakarta.

Pembatasan pemakaian BBM bersubsidi berdasarkan kapasitas mesin (cc mobil) dengan skala Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diperkirakan hanya menghemat konsumsi BBM bersubsidi maksimal 2 juta kiloliter. Dengan penundaan pembatasan BBM bersubsidi, kuota akan terlampaui secara lebih besar.

Lima langkah penghematan BBM bersubsidi yang diklaim sebagai pengganti pembatasan BBM bersubsidi hanya akan sedikit mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, maksimal sekitar 150.000 kiloliter, baik melalui pelarangan pemakaian BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas pemerintah, BUMN dan BUMD, serta kendaraan perkebunan dan pertambangan maupun program konversi BBM ke bahan bakar gas.

Gerakan penghematan listrik dan air di kantor pemerintah sudah sejak tahun 2008 lalu digaungkan, tetapi hingga kini tidak jelas hasil dan evaluasinya serta tidak relevan dengan subsidi energi.

Larangan pembangunan pembangkit baru berbasis BBM juga tidak relevan karena selama ini PLN tidak memakai BBM bersubsidi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, akhir pekan lalu, mengumumkan, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan penghematan BBM bersubsidi sebelum akhir Mei. Kebijakan pengendalian BBM bersubsidi itu antara lain larangan pemakaian premium bersubsidi untuk mobil dinas di Jawa dan Bali, larangan pemakaian solar bersubsidi untuk mobil perkebunan dan pertambangan, mempercepat konversi BBM ke gas, dan gerakan hemat energi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com