Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Kembangkan Wisata Sungai? Jangan Belakangi Sungai

Kompas.com - 16/05/2012, 06:49 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sungai di Indonesia padahal begitu banyak, namun wisata sungai di Indonesia belum maju. Hal tersebut diakui oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.

“Wisata sungai kita belum maju. Kalau kita lihat Bangkok, misalnya Chao Praya airnya sama cokelatnya seperti di sini. Chao Praya, belakangnya juga banyak eceng gondok. Tapi wisatanya maju dan berkembang,” kata Sapta di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (15/5/2012).

Ia memberi contoh untuk wisata sungai di Eropa sudah maju dan biasanya dikembangkan sebagai river cruise (pesiar di sungai). Misalnya di Belanda, turis bisa naik perahu dan melewati kanal-kanal serta melihat-lihat rumah-rumah khas Belanda yang cantik.

“Di Venesia, sungainya itu butek, tapi karena berlayar di samping-samping rumah yang cantik-cantik,” ungkapnya.

Bagaimana dengan di Indonesia? Sapta menuturkan seperti Sungai Batanghari di Jambi, jika dikelola dengan baik dapat membuat paket river cruise dengan melewati situs-situs bersejarah. Lalu di Riau, bahkan ada sungai berombak yang bisa digunakan untuk selancar layaknya surfing di laut.

Sapta kembali memberi contoh, di China, beberapa pinggir sungai dibebaskan dan dibuat jogging track (jalur pejalan kaki). Sehingga saat orang-orang berjalan-jalan dapat melihat sungai.

“Seperti kamar-kamar hotel yang menghadap ke laut, itu ada harga sendiri. Ini kamar sea view, beda harganya dengan yang garden view (kamar menghadap ke taman) atau pool view (kamar menghadap kolam renang). Jadi river view itu pun punya nilai sendiri,” jelas Sapta.

Hanya saja, lanjutnya, masyarakat Indonesia hidup dengan membelakangi sungai, bukan menghadap ke sungai. Tak seperti di Thailand, rumah-rumah menghadap ke sungai.

“Budaya di kita, sungai itu dipantatin. Gimana kita mau wisata sungai,” ujar Sapta.

Menurut Sapta, bahkan Sungai Ciliwung di Jakarta pun bisa dikembangkan sebagai wisata sungai. Hanya saja perlu penegakan dari pemerintah setempat dan kesadaran masyarakat.

“Perlu awareness (kesadaran) masyarakat, mereka harus mengerti ini buat apa dan bisa merasakan manfaatnya. Bisa saja nantinya masyarakat jualan makanan atau sewa perahu,” katanya.

Oleh karena itu, ungkap Sapta, dalam waktu dekat, Sungai Musi akan dipromosikan melalui pendekatan olahraga yaitu ajang Musi Triboatton 2012. Namun, pihaknya pun tengah mengupayakan pengelolaan sungai. Misalnya dengan merubah budaya membelakangi sungai.

“Tahun pertama pasti setengah mati, tahun kedua kita harap sudah mulai ada wisata ke sungai hilir dan hulu dari Sungai Musi,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Whats New
    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Whats New
    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    Whats New
    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Whats New
    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Whats New
    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Whats New
    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Whats New
    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Whats New
    Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

    Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

    Whats New
    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Whats New
    Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

    Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com