Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Berbisnis Kopi untuk Kelas Menengah

Kompas.com - 01/06/2012, 11:28 WIB

KOMPAS.com - Di pusat perbelanjaan, kedai kopi menjadi pemandangan lumrah. Mulai dari konsep kafe hingga gerobak (booth), semua tersedia. Menu yang ditawarkan beranekaragam. Kopi dengan campuran krim dan susu, hingga yang disajikan hangat dan dingin. Begitu pula pengemasannya yang dibuat semenarik mungkin. Soal rasa, tentu setiap kedai kopi saling berlomba-lomba menyajikan yang terbaik.

Menurut Wulan Ayodya, penggiat Usaha Kecil Menengah (UKM), bisnis kedai kopi cukup menguntungkan. Pasalnya, sekarang ini minuman kopi sudah termasuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia. Entah untuk penggemar kopi "betulan", atau pelengkap gaya hidup. Ini terbukti dengan bertahannya bisnis minuman kopi selama bertahun-tahun. Tren ini menurut Wulan dimulai ketika kedai kopi kondang dari luar negeri bermunculan di kota-kota besar Indonesia.

Kehadiran kedai-kedai kopi internasional tersebut seolah menyadarkan, ternyata kopi yang sudah dikenal lama dalam keseharian masyarakat Indonesia, bisa diolah menjadi berbagai rasa eksotis dan menarik. "Sehingga, orang-orang yang tak begitu suka kopi pun tertarik mencoba," katanya.

Sayangnya, harga minuman kopi yang ditawarkan terlalu tinggi, berkisar Rp 40.000 per gelas. Mahalnya harga kopi di gerai kopi internasional ini membuka peluang usaha baru. Bermunculanlah pengusaha-pengusa baru, yang konsepnya meniru usaha kedai kopi dari luar negeri, tetapi dijual dengan harga ekonomis dan pengemasan yang tak kalah menarik.

Bentuk dan citarasa bersaing
Kalau dulu minuman kopi ala kafe ini hanya bisa dinikmati di kedai kopi mentereng, kini tidak lagi. Pilihannya menjadi sangat beragam. Bahkan, dengan kemasan yang sama, minuman kopi bisa dijual dengan gerobak. "Sehingga harganya cukup murah dan terjangkau. Ada yang menjual Rp 7.000, Rp 10.000, hingga Rp 15.000," papar salah satu juri Sekar Womenpreneur Awards 2011 ini.

Menurut Wulan, kopi-kopi dengan menggunakan gerobak mempunyai pasar tersendiri di kalangan masyarakat. Buktinya bisnis ini menjamur mulai dari pusat perbelanjaan, stasiun, terminal, tempat hiburan, hingga di pinggir jalan.

Melihat proses memulai usaha kopi yang tak terlalu ruwet, siapa pun berpeluang untuk bisa memulai usaha ini. Bahkan Anda yang awam mengenai dunia perkopian sekali pun. Tetapi, tentu saja, sebelum benar-benar terjun berbisnis kedai kopi, khususnya yang ditujukan untuk pembeli kelas menengah, Wulan membagi beberapa tips yang harus diperhatikan.    ,

* Citarasa
Menurut Wulan, masyarakat bisa membedakan mana kopi yang enak dan mana yang tidak. Untuk itu para pengusaha kedai kopi harus memperhatikan cita rasa. Wulan memberikan contoh bisnis minuman kopi yang ada di Aceh dan Makassar. Di dua kota itu masyarakat sangat kritis dan bisa membedakan mana kopi yang berkualitas baik mana yang tidak.

"Bila kesan pertama saja sudah tidak enak di lidah, dan tak menarik secara penampilan, tentu orang-orang akan kapok untuk membeli lagi," ucap Wulan.

Untuk menghasilkan minuman kopi dengan cita rasa tinggi, tentu Anda harus banyak bergaul dengan para pecinta kopi. Dari situlah Anda akan tahu, jenis kopi dari daerah mana saja mempunyai vita rasa tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com