Gresik, Kompas -
Rencananya, Semen Gresik akan menambah dua pabrik, yakni di Jawa Tengah dan Sumatera, yang tuntas tahun 2015 dan 2016.
”Dengan demikian, kami bisa mempertahankan pangsa pasar 44-45 persen,” kata Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto di Gresik, Jawa Timur, Senin (11/6).
Kemarin, Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Gatot Suwondo menandatangani kerja sama fasilitas pembiayaan untuk distributor dan vendor Semen Gresik. Sinergi dua perusahaan BUMN itu juga mencakup layanan cash management.
Menurut Dwi, untuk mempertahankan posisi, Semen Gresik harus terus menambah kapasitas. Asumsinya, perusahaan semen lain juga membangun pabrik. Selain itu, tambahan kapasitas produksi juga harus dipenuhi karena saat ini kelebihan produksi sebanyak 2-3 juta ton dari total kebutuhan nasional yang mencapai 55 juta ton menjadi tidak berarti.
Untuk kebutuhan membangun dua pabrik tersebut, dibutuhkan dana setidaknya Rp 7 triliun. Semen Gresik telah menyiapkan dana perusahaan untuk menutup 40 persennya. Adapun 60 persennya melalui pinjaman pihak lain.
Meski demikian, rencana pembangunan dua pabrik itu harus dibawa lebih dulu ke rapat umum pemegang saham dan disetujui pemegang saham.
Lebih lanjut, Semen Gresik juga berencana ekspansi secara anorganik. Dalam empat tahun mendatang, ekspansi Semen Gresik akan membutuhkan investasi Rp 20 triliun, atau Rp 5 juta per tahun.
Perseroan tidak bisa bergerak sendiri sehingga solusinya melalui peningkatan pinjaman. ”Kalau jadi berjalan, kami membutuhkan support BNI,” ujar Dwi.